Selasa, 18 Oktober 2011

Teki-2 (Teka-Teki ke 2)/Part 1




16 Januari 2009

     Sekejap aku terbangun. Akhiri mimpi rancu yang menghiasi tidurku. Namun aku tetap bertahan dengan keadaanku. Tak kucoba nyalakan lampu 10 watt yang biasanya menerangi kamar ini. Karena aku takut mengusik Rie dan T Alif yang begitu lelap tertidur. Kedua orang yang sudah menemaniku selama lima bulan di Jakarta ini kurasa masih ngantuk karena mereka terlalu larut tidur semalam.
           Dalam gelap kuambil tas yang kugantungkan di sisi almari. Pelan kubuka pintu. Kutaruh tasku di sofa ruang tamu. Sebentar kuambil wudlu dan lalu duduk di sofa. Setelah sebelumnya kunyalakan lampu metalik yang ada di ruang tamu. Menit-menit berikutnya aku khusyu’ dalam materi-materi fisika yang sekiranya akan muncul di UAS jam 9 nanti.
          Tik-tak-tik-tak-tik-tak
      Jam terus berdetak dalam keheningan pagi yang kurasa mencekam. Semampuku kuserap ilmu-ilmu yang kudapat dari diklat fisika-ku. Ah,, sulit! Tapi aku terus membacanya.
       Shubuh datang ditandai dengan adzan-adzan yang berkumandang merdu dan saling bersusulan. Sejenak kurehatkan diriku dalam keindahan shalat shubuh pagi itu.
Usai shalat, kembali kulanjutkan hafalanku. Efek Doppler, asas Bernoulli, Kontinuitas dan istilah-istilah lain kupaksakan masuk ke otakku. Dan begitu kepalaku terasa penat, kuputuskan untuk rehat sejenak dan mengalihkan diri untuk merapihkan kertas-kertas file.
   Woopz! Ada panggilan masuk ke HP-ku. Kuangkat,
“Assalamu’alaikum!”, sapaku
Suara bas seraklah yang kudengar menjawab salamku.
“wa’alaikumsalam warahmatullah...”
Aku agak kaget. bukan suara bass yang kukenal. ragu-ragu kutanya identitasnya.
“maaf, ini siapa ya?”
Bukan jawaban yang kudapat. Tapi malah pertanyaan.
“ini meli ya? Meli anak Tangerang?”
Aku bimbang menjawab.
“i..iya. ini siapa ya?”
“Evan”
      Evan. Nama yang asing di telingaku. Selanjutnya kutanyakan asalnya dan darimana ia mendapat nomor teleponku. Ia mengaku mendapatkan nomorku dari kawannya yang kuliah di UIN. ‘siapa?’ sayangnya ia tak mau memberi tahu namanya.
     Detik-detik berikutnya aku terjebak dalam pembicaraan seputar perkenalan. Evan mengaku tinggal di Cengkareng dan bekerja di sebuah perusahaan ‘Mitsubishi’ sebagai Cleaning service. Dan seterusnya..dan seterusnya...
      16 menit kami berbincang-bincang. Kuakhiri pembicaraan kami dengan dalih aku ada  kuliah pagi. Lalu terputus.
    Evan. Cleaning service. Teman seorang anak UIN. Dan kemudian kuketahui fakta sesungguhnya kalau ia bukanlah seorang Cleaning service, karena logat bicaranya bukan seperti pegawai rendah dan akhirnya ia mengakui kalau ia adalah staff komputer di kantor Mitsubishi itu. hm...
      Kuanggap ini teka-teki baru untukku. Sejujurnya aku tak sepenuhnya percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria yang entah siapa dan orang mana ini.
Ini adalah teka-teki keduaku setelah kelas 2 SMA dulu, Jo yang menjadi jawaban teka-teki pertamaku.
     Lihat saja, angin kan terus berhembus hingga akhirnya mengantarkanku pada sebuah jawaban atas kenyataan tentang identitas seorang ‘Evan’.

Uhf,,, UAS masih ada di hadapan!
                                                                                      ...Ly Oz...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar