16 Januari 2009
Sekejap aku terbangun. Akhiri mimpi rancu yang menghiasi tidurku.
Namun aku tetap bertahan dengan keadaanku. Tak kucoba nyalakan lampu 10 watt
yang biasanya menerangi kamar ini. Karena aku takut mengusik Rie dan T Alif
yang begitu lelap tertidur. Kedua orang yang sudah menemaniku selama lima bulan
di Jakarta ini kurasa masih ngantuk karena mereka terlalu larut tidur semalam.
Dalam gelap kuambil tas yang kugantungkan di sisi almari. Pelan
kubuka pintu. Kutaruh tasku di sofa ruang tamu. Sebentar kuambil wudlu dan lalu
duduk di sofa. Setelah sebelumnya kunyalakan lampu metalik yang ada di ruang
tamu. Menit-menit berikutnya aku khusyu’ dalam materi-materi fisika yang
sekiranya akan muncul di UAS jam 9 nanti.
Tik-tak-tik-tak-tik-tak
Jam terus berdetak dalam keheningan pagi yang kurasa mencekam.
Semampuku kuserap ilmu-ilmu yang kudapat dari diklat fisika-ku. Ah,, sulit!
Tapi aku terus membacanya.
Shubuh datang ditandai dengan adzan-adzan yang berkumandang merdu dan
saling bersusulan. Sejenak kurehatkan diriku dalam keindahan shalat shubuh pagi
itu.
Usai shalat, kembali kulanjutkan hafalanku. Efek Doppler, asas
Bernoulli, Kontinuitas dan istilah-istilah lain kupaksakan masuk ke otakku. Dan
begitu kepalaku terasa penat, kuputuskan untuk rehat sejenak dan mengalihkan
diri untuk merapihkan kertas-kertas file.
Woopz! Ada panggilan masuk ke HP-ku. Kuangkat,
“Assalamu’alaikum!”, sapaku
Suara bas seraklah yang kudengar menjawab salamku.
“wa’alaikumsalam warahmatullah...”
Aku agak kaget. bukan suara bass yang kukenal. ragu-ragu kutanya
identitasnya.
“maaf, ini siapa ya?”
Bukan jawaban yang kudapat. Tapi malah pertanyaan.
“ini meli ya? Meli anak Tangerang?”
Aku bimbang menjawab.
“i..iya. ini siapa ya?”
“Evan”
Evan. Nama yang asing di telingaku. Selanjutnya kutanyakan asalnya
dan darimana ia mendapat nomor teleponku. Ia mengaku mendapatkan nomorku dari
kawannya yang kuliah di UIN. ‘siapa?’ sayangnya ia tak mau memberi tahu
namanya.
Detik-detik berikutnya aku terjebak dalam pembicaraan seputar
perkenalan. Evan mengaku tinggal di Cengkareng dan bekerja di sebuah perusahaan
‘Mitsubishi’ sebagai Cleaning service. Dan seterusnya..dan seterusnya...
16 menit kami berbincang-bincang. Kuakhiri pembicaraan kami dengan
dalih aku ada kuliah pagi. Lalu terputus.
Evan. Cleaning service. Teman seorang anak UIN. Dan kemudian
kuketahui fakta sesungguhnya kalau ia bukanlah seorang Cleaning service,
karena logat bicaranya bukan seperti pegawai rendah dan akhirnya ia mengakui
kalau ia adalah staff komputer di kantor Mitsubishi itu. hm...
Kuanggap ini teka-teki baru untukku. Sejujurnya aku tak sepenuhnya
percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria yang entah siapa dan orang mana
ini.
Ini adalah teka-teki keduaku setelah kelas 2 SMA dulu, Jo yang
menjadi jawaban teka-teki pertamaku.
Lihat saja, angin kan terus berhembus hingga akhirnya mengantarkanku
pada sebuah jawaban atas kenyataan tentang identitas seorang ‘Evan’.
Uhf,,, UAS masih ada di hadapan!
...Ly
Oz...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar