Senin, 10 Oktober 2011

cerita tentang As dan Die.

@Humz.
Ahad, 9 Oktober 2011

Hujan pertama di bulan oktober 2011 di desaku turun kemarin pagi. Aku masih di perjalanan pulang saat hujan itu turun. Bersama Aas, adik kelas di SMA-ku, kami berdua mengelilingi kota kecil Senen untuk membeli beberapa buku perkuliahan Aas, Tas, dan Dompet. Sebenarnya hanya Aas saja yang berbelanja. Karena aku merasa kepusingan untuk membelanjakan uangku. Kenapa? karena buku dan barang-barangnya bagusss semua.ha.ha..
Aku tiba di jati pukul 2 lewat 12 menit. Tak langsung pulang ke rumah, kualihkan langkahku ke warnet pioneer milik Kak Endang di pasar desa. Selama dua jam aku di sana. Setelahnya, Herdie menjemputku dengan Honda Blaze-nya jam 4 lewat.
Setiba ku dirumah, senyumku spontan saja tertarik lebar. Seperti sudah kubilang berkali-kali padamu, Dee. Keluarga dan rumah adalah magnet bagi kebahagiaanku. Di sana dan bersama merekalah aku merasa damai selalu. Yah,, bisa dibilang, keluarga adalah cinta terbesarku setelah taatku kepada-Nya.

Jadi, aku tiba di rumah. Saat itu kudapati Emak dalam balutan mukenah putihnya.cantik sekali!. Emakku memang cantik. Apalagi jika sedang mengenakan mukenah atau kerudung. Saat itu Emak menyambut kepulanganku dengan senyuman hangatnya. Aku langsung bergegas ke arahnya dan menciumi punggung tangannya. Dan dadaku tiba-tiba saja bergemuruh ketika melihat keriput di tangannya yang kian membanyak saja.  
Tua... 
 tiba-tiba saja terbayang di benakku masa tua seorang manusia dan kemudian masa-masa menjelang akhir hayatnya. meratap menahan sakit saat sakaratul maut menjemputnya. ditangisi atau malah disyukuri olah orang sekitarnya. dimandikan, dishalatkan,, dikafankan,, dan dikuburkan...
Blitz..
aku langsung memutus angan-angan buruk di benakku itu dan kucium pipi kiri dan kanan emakku. tak sepatutnya aku berpikir yang aneh-aneh saat ini.
kemudian Emak memulai Shalat Asharnya. Saat itu sudah jam 4 lewat 22 menit. Setelah aku pun menyelesaikan Asharku, Die bercerita padaku. Bahwa ia merasa tidak nyaman di tempat kerjanya saat ini (PT. MGU). Aku kaget. meski tentu saja, aku sudah menyangka die akan tidak nyaman bekerja di sana. Aku jadi merasa bersalah...karena sebelum Die mendatangi kantor PT. MGU itu, aku sudah lebih dulu menyelidiki alamat dari tempat yang harus didatangi oleh die di wilayah manggarai itu dan mengetahui fakta yang sangat mengejutkan. Bahwa PT. MGU, yang menempati lokasi Die harus ke sana itu dikenal oleh para netter (sebutanku untuk para penghuni dunia internet. He.he.) sebagai perusahaan penipu. Eja. PE-NI-PU.
Tapi dulu aku tak langsung mengabarkan fakta itu kepada Die. Karena aku berpendapat, mungkin saja itu hanya anggapan yang ingin menjelekkan perusahaan MGU itu. tapi sekarang, begitu Die mengatakan tentang ketidaknyamanannya bekerja di sana, aku jadi merasa sangat-sangat bersalah. Karena aku-lah yang sudah menyebabkan Die jadi terlibat dalam ketidaknyamanan itu. hhh...

PT. MGU mengakui dirinya sebagai perusahaan di bidang general trading. Katanya mereka menjual berbagai produk elektronik, tapi untuk saat ini lebih berfokus pada penjualan jam tangan asal luar negeri (Swiss). Para pelamar kerja yang ingin masuk ke perusahaan itu diiming-imingi penghasilan antara 3 sampai 7 juta perbulannya.dan mendapat jaminan menjadi pegawai tetap (non kontrak) langsung di hari pertama mereka menandatangani nota kesepakatan serta juga mendapatkan jamkesmas. Syarat untuk mendapatkan nota kesepakatan kerja itu bisa kubilang secara kasar adalah HARUS membayar uang sebesar 507rb. Dan sebelumnya harus pula membeli formulir pendaftaran seharga 20rb.
Para pelamar yang sedang diinterview itu, nampaknya seperti dihipnotis saja karena setengah dipaksa untuk membayar harga 507rb itu sesegera mungkin. Malah kalau bisa ya saat itu juga. Dan setelah pelamar itu membayarkan uang 507rb itu, maka ia akan menjalani training (atau seminar) sekali seumur hidup yang berdurasi 4 jam. Setelah itu, mereka akan menjalani masa training (selama 3 bulan) dan dinilai kinerja dan loyalitasnya terhadap perusahaan.
Biasanya para pekerja baru itu mendapatkan posisi awal bekerja di bagian HRD dan tugasnya adalah mendapatkan sebanyak mungkin orang untuk di-interview dan masuk bekerja di sana (istilahnya sih narik-narikin orang gituh). Dan selama masa training itu dia belum mendapatkan upah bekerjanya (tidak seperti harapannya untuk mendapatkan gaji 3 sampai 7 juta). Karena ia baru bisa mendapatkan uang dari hasil usahanya mengajak orang lain masuk ke perusahaan itu.
untuk tiap interviewer yang bisa diajaknya masuk ke perusahaan ia mendapatkan penghasilan 20persen. Yakni 100rb rupiah jika ia sendiri yang menginterview orang lain, atau 50rb rupiah jika ia mengalihtugaskan tugas interview ke rekan kerjanya karena ia belum bisa menginterview.
Lihat? Jelas sekali ini tuh seperti MLM saja. Intinya sih narik-narikin orang untuk ikut masuk ke perusahaan itu. tapi memakai nama ‘Lowongan kerja’ biar bisa menarik minat masyarakat. Siapa sih yang gak mau jadi pegawai tetap dengan gaji 3 sampai 7 juta.

Tapi omong-omong, perusahaan itu cerdik juga. Karena untuk setiap info lowongan yang disebarkannya (entah lewat koran, iklan internet, atawa brosur) mereka tuh menggunakan istilah ‘penghasilan’, bukan ‘gaji’. Penghasilan sama gaji kan beda banget. Penghasilan mah upah yang gak tetap tiap bulannya dan sangat bergantung pada daya kerja sang pegawai. Sementara gaji mah upah tetap yang diberikan suatu perusahaan kepada pegawainya. Memang gak bisa dibilang sebagai penipuan juga. Tapi kan, mayoritas penduduk Indonesia itu kurang berpendidikan dan yang berpendidikan pun belum tentu cerdas dalam memahami istilah-istilah yang seperti itu. jadi kan banyak juga yang ngerasa ketipu. Itu bisa dibilang menipu secara tidak langsung, kan?

kembali kulihat Die..ia  tetap menunjukkan sikap optimisnya. Dia bilang dia mau belajar dulu di perusahaan itu.  
"Sayang teh uang 507rb-nya kalau die langsung keluar dari perusahaan itu. die masih bisa dapet ilmu interview-in orang. Latihan komunikasi gitu. Terus juga Die dapet banyak temen baru. Dari jawa dan luar jawa. Jadi, gak papa-lah Die di sana dulu. Yang penting Die ngejelasin tentang pekerjaan di perusahaan ini sejelas-jelasnya ke para pelamar. Biar mereka yang menilai apakah perusahaan ini baik atau gak."
Aku merasa terharu. Kuasadari adikku ini sudah cukup dewasa hingga bisa memilih jalan yang terbaik untuk kehidupannya sekaligus juga adalah jalan yang sering dilalui oleh orang-orang yang baik. Dia sudah berani untuk ‘jujur’ tentang keadaan perusahaan itu kepada orang lain. Dan aku sangat berbangga karenanya.

Kuharap, semuanya akan berjalan dengan baik. Die bisa mendapatkan harapan-harapan terbaiknya. Dia bisa mencapai mimpi-mimpinya. Dia bisa menjadi pribadi terbaik yang bisa diusahakannya. Dan tentu saja, aku yakin. Dia bisa melalui jalan kehidupannya dengan amat-sangat baik.

Dalam rasa haru yang sangat,
Amaliyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar