Rabu, 29 Maret 2017

Tak Mudah Menjadi Bumil...

Perubahan fisik. Hormon. Mood. Selera terhadap sesuatu (makanan, bau, minuman, hobi). De el el..

Perlu ekstra sabar untuk menghadapi semua perubahan itu. Sabar yg juga mesti disertai dengan istighfar. Ya. Istighfar.. 😊 Karena di saat moody itulah si "tanduk merah" (aka. Setan) beraksi. Menjadi si pembakar emosi.😡

Bisa-bisa "meledak" deh. Bikin hati jadi keki deh. Jadi "gelap" deh rasanya dunia. Dan yg paling tak enak adalah bikin orang terdekat tetiba aja jadi orang terjauh. Jauuuuuuhh banget.😥

Tak mudah ya? 😕

Tak apa-apa.. Dinikmati aja.😊
Karena toh ganjarannya "wahaha". Alias luaarrr biasa.☺

Karena di saat kita membiasakan diri untuk mawasdiri, di saat itulah kita juga sedang mengajarkan calon "dede" di rahim.

Kita mengajarkan ia tentang kesabaran dan ketakwaan. Yang semoga dengannya kelak si "Dede" pun akan menjadi orang yg sabar dan bertakwa.

Aamiin.. Aamiin.. Aamiin.. Allahumma Aamiin... 😊

...
...
Menjadi bumil memang tak mudah. Tapi dengan "bismillah", insya Allah segalanya dipermudah.

#semangat.yap.bumil.😊😉😄

Kamis, 23 Maret 2017

Dan Kamu pun Menjadi...

Dede Soleh.

Itulah panggilan dari kami (Aa & aku) untuk janin dalam kandunganku.😊
Sebuah panggilan baik. Yang juga mengandung harapan terbaik kami untuk anak kami. 😊 Seorang anak yg Soleh. Aamiin..Allahumma Aamiin...😄

Di usia kandungan yg sudah sekitar 6 bulan ini, kami memang belum mengetahui jenis kelamin si Dede. Sebabnya, dalam konsultasi terakhir ke bidan, kami telat mengetahui bahwa bidan yg selama ini kami kunjungi ternyata tak memiliki sarana USG. Alhasil kami putuskan untuk melakukan USG nya di kesempatan konsultasi berikutnya pada bidan yg lain. Insya Allah...😊 Sementara itu, aku masih berkeyakinan bahwa si Dede adalah seorang putra. Sama seperti perkiraan Aa. Berbeda dengan persangkaan Bapak yg mengira bahwa si Dede adalah seorang putri. Hmm..
"Yang manapun kamu, yg penting sehat dan Soleh ya, De..." 😘😘😘

Kembali ke soal panggilan/sebutan/gelar. 😊

Sejak kapan kiranya Si Dede kupanggil Soleh?...Sejak kutahu bahwa sistem pendengarannya sudah mulai berfungsi dan aku pun teringat bahwa memanggil dengan nama yg baik juga diharuskan dalam salah satu ayat Al Quran (Q.S. Al Hujurat ayat 11). Sejak itulah aku gemar menyapa Dede sebagai "Dede Soleh". 😊
And of course I know that sometime in the future, I have to explain The meaning of Soleh to him/her. Agar ia bisa menyelaraskan akhlaknya sesuai dengan panggilan kami untuknya. 😊

Lebih lanjut, gelar "Dede Soleh" ini juga muncul akibat dari seringnya aku mendengar panggilan2 tak baik di sekitarku. Memang, panggilan tak baik itu tidak ditujukan untukku. Tapi berangkat dari kesadaran bahwa si Dede dapat ikutan mendengar panggilan2 kasar itu, aku pun berusaha untuk mengimbanginya dengan cara memperdengarkan kata2 yg baik pada Dede.

Panggilan2 kasar itu mungkin untuk sebagian orang dianggap sebagai lelucon atau panggilan akrab saja. Semisal "gendut", "cungkring", dll.. Tapi menurutku, panggilan2 yg meski menggambarkan fisik apa adanya dari orang yg dipanggil itu mengandung makna mencela. Dan itu tentunya termasuk hal yg tak baik. Aku bertanya2. Apakah mereka yg gemar memanggil dg panggilan2 seperti itu tidak menyadari bahwa ia sudah menghina fisik makhluk ciptaan Allah? Siapalah diri kita jika berani mencela hasil karya-Nya yg sempurna?
Ishk.. ishk.. iiishk... Sombong niaaann... 😔

Bukanlah telah jelas jua Allah memerintahkan kita untuk memanggil seseorang dengan gelar yg baik. Seperti yg difirmankan-Nya dalam Q.S. Al Hujurat ayat 11.

Juga, sudah menjadi salah satu hak setiap anak untuk mendapatkan nama yg baik. Sehingga Kukira, panggilan "Dede Soleh"  untuk janin dalam kandunganku tidaklah berlebihan bukan? 😊

Harapku, semoga orang2 yg dimaksud dalam postingan ini bisa segera menyadari kekhilafannya terkait pemberian gelar seseorang. Agar kita bisa memberikan gelar yg baik untuk hal terbaik yg ada pada orang lain.
Dan mungkin kelak di masa depan nanti, panggilan "si Pintar", "si Soleh", "si cerdas" dll itu bisa menjamur. Aamiin...😊😊😆

Cukup sekian postinganku kali ini. Semoga bermanfaat dan menjadi pelecut bagi kawan2 untuk gemar melakukan salah satu amal Ma'arif, yakni memberikan gelar yg baik pada setiap orang.

Salam semangat hujan, kawan!
Ciao MA! 😋😉😄

Selasa, 14 Maret 2017

Aibku, Aibmu, Aib Siapa?

Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Semangat pagi!! \😄/
Semoga kawan2 selalu dlm keselamatan dan keberkahan Allah yaa.. Aamiin..😊

Nah.
Postingan kali ini ada kaitannya dengan postinganku sebelumnya yg berjudul "single or married, apa bedanya?". Di mana kali ini aku akan lebih menguraikan salah satu poin kewajiban seorang istri, yaitu menjaga kehormatan suami.😊

Dalam postinganku itu aku menuliskan beberapa tindak nyata istri dalam menjaga kehormatan suami. Di antaranya adalah menutup aurat, tidak mempersilahkan lelaki asing masuk ke dalam rumah di saat suami tak ada, senantiasa melakukan apa yg disenangi oleh suami (tentunya yg tidak keluar dr koridor Islam ya, kawan. 😉), serta menjaga aib diri, suami, dan aib keluarga.

Terkait menutup aurat, kawan2 tentu sudah tahu bahwa itu wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Salah satu manfaat utamanya adalah demi terhindar dari godaan2 lelaki iseng. Dari sinilah kehormatan suami juga bisa ikut terjaga. Karena saat seorang wanita telah menikah, ia tak lagi dikenal sebagai "si fulanah". Melainkan juga sebagai "istri si fulan". Alhasil, jika kehormatan istri terjaga karena menutup aurat, maka kehormatan suami pun akan ikut terjaga. Ya bukan, kawan?😉

Poin berikutnya adalah senantiasa melakukan apa yg disenangi suami. Termasuk salah satunya adalah tidak mempersilahkan  tamu lelaki masuk ke dalam rumah di saat suami tak ada. Tentunya kawan2 juga bisa menduga bahwa hal ini dimaksudkan agar kehidupan keluarga bisa tehindar dari fitnah. Dan bukankah jika suami senang, maka itu juga menandakan keridhaannya pada kita?😊 kawan2 ingat juga kan, kalau ridha Allah untuk wanita yg sudah menikah itu ada pada keridhaan suaminya? Jadi, yuk kita rajin menyenangkan hati suami agar Allah pun senang dan sayang sm kita. 😉 eh, tapi ingat juga dg aturan2 Islam ya.. Jangan sampai karena demi menyenangkan suami, malah membuat kita melakukan hal2 yg menyebabkan dosa. Na'udzubillaaaahi min dzaalik. 😕

Contoh terakhir cara menjaga kehormatan suami adalah menjaga aib diri, suami, juga aib keluarga. Nah. Ini dia nih yg sering kudapati pelanggaran nya. Sebelumnya aku minta maaf yaa kalau ada yg tersungging dg tulisanku ini. Aku hanya berniat menyampai kan apa yg kutahu adalah kebenaran. Dan karena kita diperintahkan juga untuk tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan maka aku tak akan segan2 untuk melanjutkan tulisanku di postingan ini.

Jadi... Seringkali kudapati para kembang (istri) bercuit2 perihal kekurangan pasangan kumbangnya (suami) di medsos (media sosial semacam facebook,twitter, path, dll). Membaca status2 berisi curhatan perihal masalah rumah tangga di medsos itu sungguh membuatku miris. Aku sering bertanya dalam hati, tidakkah mereka yg sering curhat di laman publik itu sadar bahwa mereka sedang membuka aib mereka sendiri? 😕

Apalagi jika status2 itu mendapat tanggapan dan rentetan pertanyaan dr para "friend". Semisal "kenapa?", atau "ada apa?". Lalu kembali dijawab oleh statuser (sebutanku tuk para peng-update status). Bukankah itu akan memanjangkan kegiatan pembukaan aib?

Aku juga cukup yakin bahwa proses curhatan di medsos yg seperti itu juga termasuk dalam kegiatan gosip, aka. ghibah. Wuiihhh... Sereeeemn.. 😣 Dalam Alquran kan ghibah diumpamakan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Apalagi yg sedang dighibahkan tuh suami or keluarga sendiri. Te-ga-nyaaaaaa..😥

Bukankah seharusnya suami-istri bertindak sebagai pakaian? Sebagai penutup cacat sekaligus juga penghias pasangannya? Lalu kenapa banyak yg mudah tergoda untuk curhat keburukan pasangannya ya? Tanya kenapa..tanya kenapa..😑

"Pasanganku nyebelin."
"... Nyakitin."
"...Ngecewain."
De.el.el.

Oke..si dia mungkin bukan pangeranmu yg sempurna. Dia mungkin tak sebaik harapanmu tentangnya saat sebelum menikah. Tapi bukankah proses akad nikah itu telah kita lalui dengan kesadaran bahwa kita siap untuk membina rumah tangga bersamanya?😮

Kawan ingat dengan kisah Asiyah bukan? Itu loh.. Istri fir'aun-nya di zaman nabi Musa as. Beliau mendapat pasangan yg zalim, tapi beliau tetap berbakti kepada suaminya dan senantiasa berusaha mengingatkan sang fir'aun tentang kebenaran yg dibawa Musa as. Beliau tak segan2 melakukannya karena menyadari bahwa ia berkewajiban untuk melakukannya. Meski pada akhirnya ia pun dipenjara dan wafat dalam pengurungannya. Tapi ia mendapatkan ganjaran atas amal shalihnya itu. Karena Allah membalasnya dg janji istana di syurga. Subhanallah..😇

Itu baru kisah Asiyah. Belum lagi kisah2 para salafus shalih lainnya. Seharusnya itu kita jadikan contoh dalam membangun rumah tangga. Seharusnya itu juga membuat kita sadar bahwa seperti namanya, rumah tangga itu berundak2 layaknya tangga. Ia dibangun dg kesabaran, ketelitian, bertahap, dan dengan aturan yg jelas dan benar. Jadi, ada proses yg perlu dilewati. Semangat! Semangat! \😄/

Aku mengakui.. Mudah mungkin untuk menuliskan postingan ini. Dan sulit untuk merealisasikannya. Tapi yg sulit bukan berarti tak bisa, bukan? 😊 karenanya, Yuk senantiasa mendekat pada Allah yg Maha Kuasa. Minta kepada-Nya kebaikan dunia-akhirat. Minta kepada-Nya agar kita bisa memperindah akhlak kita dg ketakwaan. Agar kita bisa menjaga kehormatan diri, suami dan keluarga. Agar keridhaan suami akan begitu mudahnya kita miliki. Agar kita bisa memiliki hati yang tenang sekaligus juga jiwa yg diridhai. Seperti yg difirmankan-Nya dalam Q.S. AlFajr ayat 27-30.

"Hai jiwa2 yg tenang..
Kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yg puas lagi diridhai-Nya.
Masuklah ke dalam jamaah hamba2-Ku.
Dan masuklah ke dalam syurga-Ku."

Wallahu a'lamu bishshawab...
😊😊😇

Senin, 13 Maret 2017

Puisi - "Pohon Cinta"

Oleh : Mei

Aku menemukanmu.
atau Kau yg menemukanku.
Aku tak tahu.
Yg kuyakin tahu,
adalah Takdir yg menetapkan kita tuk bertemu.

Muncullah bibit baru.
Bibit cinta pohon kita.
Dengan kesabaran kasih sayang dan rasa takut pada-Nya
Aku yakin, bibit ini akan tumbuh..
Dan terus bertumbuh..

Menjadi tunas..
Menjadi pohon muda..
Menjadi pohon yg akhirnya berbunga..
Juga Berbuah..
Buahnya pun adalah cinta..
Buah Cinta...

Bersamamu selalu.. Hingga tiba di jannah-Nya kelak.
Itulah harapku.

Terima kasih, Abi soleh..
Terima kasih, Aa sayang..
Terima kasih, Cinta...
😊😚😘

Jumat, 10 Maret 2017

Single or Married, Apa Bedanya?

Adakah bedanya menjadi wanita single dengan wanita yg sudah menikah/married?

Jawabannya, jelas ada. Ada banyak sekali perbedaannya malah.
Kawan2 mungkin sudah mengetahui apa sajakah perbedaannya itu. Tapi tak apa juga kan jika kutuliskan beberapa hal yg kutahu. Anggap saja sharing ilmu. Jadi jika ada yg ingin menambahkan atau mengkritisi kesalahan, silahkan disampaikan di bagian komentar. Kita saling tolong-menolong dlm kebaikan ya, kawan. 😉

Menurutku, perbedaan utama wanita single dengan wanita yg sudah menikah adalah terletak pada jenis hak dan tanggung jawabnya. Ini tentu berlaku juga untuk para lelaki. Tapi dalam postingan ini, aku hanya akan menuliskan hak dan kewajiban dr sudut pandang wanita saja ya, kawan. 😊 Ini lebih dikarenakan genreku sendiri yg seorang wanita, jadi pemahamanku jelas lebih mengetahui hak dan kewajiban wanita sebelum dan sesudah menikah. Sementara tentang hak dan kewajiban lelaki, mungkin ada dari kawan2 yg sudah pernah menuliskannya. Atau mungkin nanti aku bisa membujuk Aa (panggilan tuk my hubby..😊) untuk menuliskannya. Hehee.. 😁

Yang pertama adalah terkait dengan hak.
Nah.
Saat masih single, seorang wanita mempunyai hak yg sama seperti manusia pada umumnya. Hak untuk hidup, hak untuk dihargai dan dihormati, hak untuk bekerja, dll. Sementara ketika sudah menikah, ada tambahan hak baru yg diacu kepada suaminya. Semisal hak untuk dinafkahi serta hak untuk dibimbing menjadi istri yg shalehah.😇

Untuk hak yg terkait pemberian nafkah, ada dua jenis nya. Yaitu hak nafkah lahir dan hak nafkah batin. Hak nafkah lahir yg dimaksud adalah terkait pemenuhan kebutuhan fisik aka jasmani wanita. Seorang istri mempunyai hak untuk memiliki jasmani yg sehat dan terawat. Itu pula sebabnya terdapat sebagian kalangan yg berpendapat bahwa uang belanja yg diberikan oleh suami harus dibedakan dg uang jajan istri. Maksudnya suami harus pula memberikan nafkah istri untuk jajannya. Tentunya uang jajan ini pun digunakan untuk perawatan tubuh yg dimaksudkan untuk menyenangkan hati suami pula. Adapun sebagian kalangan yg lain berpendapat bahwa uang jajan istri itu menyatu dg uang belanja dan sifatnya tak wajib dipenuhi.

Mengikuti pendapat yg manapun, yg jelas pemenuhan kebutuhan nafkah itu dibebankan kepada para lelaki/suami. Jangan sampai terbalik (seperti dlm sinetron Dunia Terbalik di R*TI.. Hee.. 😁). Adapun setiap penghasilan yg didapat oleh seorang istri dari hasil bekerja adalah menjadi miliknya pribadi. Jika ia gunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan dapur ataupun kebutuhan hidup keluarga lainnya, maka itu akan dianggap sebagai sedekahnya kepada suami dan keluarga. Wiih.. Keren banget ya aturan Islam yg satu ini?😉

Jenis hak nafkah lainnya adalah nafkah batin. Nafkah batin ini mencakup hak untuk dihormati, dihargai dan disayangi, serta hak untuk diberikan keadilan dan ketenangan hati. Untuk hak agar dihormati, dihargai dan disayangi sudah jelas harus dipenuhi. Terlebih lagi wanita adalah makhluk perasa yg memiliki insting kasih sayang yg lebih tinggi dibanding lelaki. Sehingga ia pun mengharapkan perlakuan yg serupa/istimewa pula dlm hal penghormatan dan kasih sayang. Wanita juga sama seperti lelaki yang ingin mendapat penghargaan atas kontribusinya dalam membina keluarga. Itulah kurasa pentingnya membudayakan ucapan "maaf", "tolong" dan "terima kasih" dalam lingkup keluarga. Karena saat suami membiasakan diri untuk mengucapkan tiga kata tersebut maka itu menunjukkan  bentuk penghargaannya terhadap istri sebagai seorang manusia yg juga memiliki harkat dan martabat. (Hidup! Tiga kata Heiibaaatt!!! \😄/)

Selain penghormatan, penghargaan dan kasih sayang, wanita juga memiliki hak untuk mendapatkan keadilan dan ketenangan hati. Keadilan ini terkait dalam hal kesetaraan dalam mengemukakan pendapat, perlakuan yang tidak zalim, dll. Sementara untuk hak mendapatkan ketenangan hati ini mencakup segala sikap dan perbuatan suami yg dapat menimbulkan ketenangan hati istrinya. Salah satu contohnya adalah menjunjung tinggi kesetiaan terhadap pasangan. So, don't make mistake by the untruthfull-act ya para suami..(Cling..cling.. Ngedipin mata ke Aa.. 😏)

Nah.. Ada satu jenis hak lain yg dikategorikan sebagai hak nafkah lahir sekaligus juga hak nafkah batin. Hak itu adalah hak untuk dipenuhinya kebutuhan biologis. Untuk penjabarannya, kurasa tak perlulah ya dituliskan. I'm just too shy to write about it. Tehehee..😁😁😊

Lanjuut...

Hak lainnya seorang istri adalah hak untuk mendapatkan bimbingan menjadi istri yg shalehah. Ini terkait juga dengan kewajiban seorang suami yg adalah seorang imam keluarga. Seperti yg telah disebutkan dlm alquran Tentang kewajiban menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Maka jika disandarkan pada ayat ini, jelas seorang istri mempunyai hak untuk dibimbing menjadi istri shalehah. Karena hanya dengan keshalehan dan ketakwaan sajalah ia bisa selamat dr siksa api neraka.😊

Cukup tentang hak.
Sekarang kita lanjut ke bahasan terkait kewajiban wanita sebagai seorang istri ya, kawan..😉

Ada banyak buku yg menjabarkan kewajiban seorang istri terhadap suaminya. Dari sekian banyak buku itu, aku mendasarkan materi tulisanku ini pada buku Yg berjudul "40 Tanggung Jawab Istri terhadap Suami". Dan dari 40 tanggung jawab/kewajiban istri dalam buku itu, aku meringkasnya menjadi tiga poin penting, yaitu menjaga harta, keluarga dan kehormatan suami.

Menjaga harta. Ini terkait dg segala harta yg diperoleh dari hasil bekerja suami. Kebanyakan istri mungkin memegang kendali atas hasil jerih payah suaminya, tapi hak istimewa itu juga harus dibarengi dg rasa tanggung jawab. Bahwa ia akan membelanjakan harta itu untuk kepentingan keluarga. Jangan lupakan juga aspek kehalalannya. Maksudnya, uang itu harus pula digunakan  untuk hal2 yg halal. Dan yg tak kalah penting juga tidak boleh boros/mubadzir. Karena telah kita ketahui bahwa para mubadzirin adalah teman dekatnya syaitan. Hiii.. Na'udzubillaahimin dzaalik. 😑

Oya. Ada baiknya juga jika setiap pengeluaran yg sifatnya non-belanja diketahui oleh suami. Semisal kita ingin memberi orang tua kandung kita sebagian rizki dari hasil kerja suami, maka akan lebih baik jika sebelumnya kita memberitahu/meminta izin suami terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar bisa terhindar dari kesalahpahaman. Namun jika uangnya berasal dari hasil usaha sendiri, maka tak apa2 tidak memberitahu suami juga.😊 hmm.. Jangan menganggap remeh perihal masalah keuangan ini ya kawan. Karena seringkali kurangnya komunikasi terkait hal ini justru menjadi pemicu pertengkaran dlm keluarga. Nah. Nah. Nah. 😊

Selanjutnya adalah tentang menjaga keluarga. Dalam hal ini mencakup menjaga diri, anak2, dan suami ya, kawan. Tugas menjaga ini tidak hanya dibebankan kepada kaum lelaki saja lho. Karena Allah Maha Tahu bahwa terkadang lelaki/suami pun mempunyai masa2 kelemahannya. Di saat itulah seorang istri mengemban tugas menjaga itu. Atau di saat suami sedang tak ada di sisi (dinas keluar kota, mungkin? 😅), maka istri lah yg bertugas untuk menjaga kesejahteraan dan keselamatan anak 2 di rumah.

Seorang istri juga berkewajiban untuk mengingatkan suami saat ia melakukan kekhilafan. Terlebih-lebih kekhilafan dlm hal agama. Diingat lagi ya kawan perintah Allah dlm Q.S..... Tentang kewajiban menjaga diri dan keluarga dr siksa api neraka. 😉

Yg terakhir adalah menjaga kehormatan suami. Beberapa tindak nyata kita untuk menjaga kehormatan suami antara lain; menutup aurat, tidak mempersilahkan masuk lelaki asing ke dalam rumah di saat suami tak ada, senantiasa melakukan apa yg disenangi oleh suami (tentunya yg tidak keluar dr koridor Islam ya, kawan. 😉), serta menjaga aib diri, suami, dan aib keluarga.

Nah. Itulah oret2anku perihal hak dan kewajiban seorang wanita married/istri. Banyak banget kan tambahan perbedaannya?😁 Tak seperti wanita single yg segala pertanggungjawabannya terletak di tangan sang ayah/saudara lelakinya. Wanita married menjadi pertanggungjawaban suaminya. Sehingga keshalehan kita juga menjadi amal ibadah untuk suami.

Untuk kawan2 yg sayang suami, yuk atuh kita gemar memperbaiki diri. Biar kian shalehah. Kian cantik luar-dalam. Biar suami juga balik sayang. Dan Allah juga malaikat ikutan sayang. Biar kita juga bukan termasuk para wanita yg dikatakan nabi menjadi penghuni terbanyak di neraka. Hii.. Na'udzubillah ya kawan. 😕

Oke deh.. Cukup sekian dulu ya.. Insya Allah kita jumpa lagi di postingan berikutnya!😄

Ciao Ma!😉😊😘