Jumat, 13 Februari 2015

My 29th Song - "Peraih Mimpi"

Peraih Mimpi
Oleh : Mei

Ketika terlintas, dalam pikiranmu
Untuk menyerah, dan hentikan semua langkahmu
Karena kau sadari, mimpimu sulit tuk kau raih

Sesaat kau jemu, jalani hidupmu
Peliknya dunia, kau rasa tak ada akhirnya
Hingga kau sadari, begitulah hidup adanya

Tembus saja semua batasan itu
Hingga rubuh
Dan akhirnya bisa engkau dapati
Wujud mimpi-mimpi

Lelah dan amarah, yang sering menggoyahkan
Tekad hati, untuk bisa wujudkan mimpi
Cercaan dan hina, tak perlulah engkau tanggapi

Tembus saja semua halangan itu
Hingga rubuh
Dan akhirnya engkau jadikan diri

Sang peraih mimpi



Selasa, 10 Februari 2015

My 28th Song - "Jalan Hidupmu"


Jalan Hidupmu
Oleh : Mei

Pada mulanya kita tak menyadari
Untuk tujuan apa kita terlahir
Tapi perlahan dan pasti                                                              
Takdir ‘kan tunjukkan jalan
Bagi kita menuju Illahi

Gemerlap dunia sungguh hanya ilusi
Yang seringkali telah membutakan hati
Kenali lagi jalan-mu
Dekati lagi Tuhan-mu
Hingga kelak sampai yang dituju

Reff : Bukankah telah ada sabda Tuhanmu
Yang terekam dalam al quran
Telah diutus pula seorang rasul
Muhammad, sebaiknya pedoman

Pilihan apalagi yang lebih baik
Selain mengikuti sunnahnya nabi
Cukup lapangkan hatimu
Dalam menjalani hidup
Semoga ridha Allah besertamu


Nb: aaah! I love this song! The lyrics! The tones! And everything about this song! Really wanna say “thank you” to “rain” which gave me inspired in the process when I made this song. “arigatou” “syukron” “danke schoon” “gomawo” “haturnuhun” “makasih ya, hujan..”
and then… of course, I’m giving all  my best-gratititude to Allah, ‘ajja wajalla.  “alhamdulillaahi robbil‘alamiin…”^.^


Berikut ini adalah piku not-not nada untuk lagu ke 28-ku..

My 27th Song - "Bangkit dan Bangkit Lagi"


Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Ini adalah hari kedua dari guyuran hujan yang (hampir) tiada henti sepanjang hari. Sejak malam Senin, hujan terus-menerus turun dan rata membasahi wilayah Jabodetabek. Bisa dibayangkan bukan bagaimana akibatnya?
Ya. Banjir di mana-mana.
Kecuali di wilayah Jati (rumahku) dan beberapa wilayah dataran tinggi lainnya.
Bahkan! Diberitakan di televisi bahwa istana kepresidenan pun turut banjir! Haih.. haiih… cemana bisa begitu ya?
Oke. Lupakan sejenak perihal hujan dan banjirnya. Karena sekarang, aku ingin kembali mengabarkan bahwa aku telah kembali diperkenalkan-Nya pada nada-nada baru. Lagu baru, euy! ^.^ alhamdulillaah…ada dua lagu yang berhasil kurumuskan dalam sehari ini. Dan kedua-duanya adalah jenis lagu bertempo sedikit-agak-cepat. Yah. Langsung saja ya dilihat liriknya berikut ini.

Bangkit dan Bangkit Lagi
Oleh : Mei

Kita mungkin sering mengira
Mimpi sebagai hal yang nyata
Meski kemudian disadari
Mimpi hanyalah mimpi

Berusaha menggapai awan
Akhirnya malah kehujanan
Berusaha lewati duri
Malah merasa perih

Reff :  Adalah hal biasa
Ketika kau terjatuh dan terluka
Yang luar biasa
Adalah ketika kau…
Bangkit dan bangkit lagi.

Berikut ini adalah piku not-not nada untuk lagu ke 27-ku..


Senin, 09 Februari 2015

My 26th Song - "Ketika Rindu Menyapa"



Ah! Ya. Ya.
Lagu ini muncul akibat dari rasa rindu yang dah menggelembung dalam hatiku (halaahh… pliis Mel. Kurangin deh ‘kelebehan’mu itu). Rindu siapa? Rindu apa?
Banyak!
Rindu laut. Rindu sungai di Kediri. Rindu Mekkah. Rindu Herdie, adekku-nomor-wahid-sedunia. Juga rindu pada sahabat dan kawan-kawanku.
Hmm.. terkait rindu yang kurasakan, kemarin (hari Minggu) bahkan aku sempat mem-posting quote berikut di wall fb-ku.

*Ketika Rindu Menyapa

Ada yang memilih tuk menyampaikannya dalam bentuk kata-kata
Ada yang menunjukkannya dalam bentuk aksi nyata
Ada yang menyimpannya dalam bilik sunyi dengan kemungkinan menyiksa hati
Adapula yang memintalnya hingga menjadi jalinan do’a yang mungkin Dikabulkan-Nya nanti.
˜bagaimana denganmu? ^.^

Sungguh. Quote ini memang kutulis sebagai wujud ‘pelarian’ dari rasa rinduku. Dan di antara empat opsi dalam quote di atas, lebih sering aku memilih opsi ke-empat ketika aku sedang merindu. Berdo’a.
Aku mendo’akan, semoga tempat-tempat dan orang-orang yang kurindukan selalu diberkahi oleh Allah. Laut, semoga tetap jernih, bebas dari sampah-sampah. Mekkah, semoga tetap adalah tempat yang menjadi titik balik seseorang untuk kian dekat kepada Allahu rabbul ‘izzati. Dan mereka, orang-orang yang kurindukan.. semoga selalu diberkahi setiap amal, ilmu, juga hartanya. Semoga kian menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga senantiasa Dikasihi oleh Yang Maha Pemberi. Semoga selalu sehat, berkecukupan segala kebutuhannya, juga bahagia dalam ketaatannya. Dan… aku berharap (sangat), semoga aku berkesempatan untuk kembali bersua dengan mereka. Entah kapan..
Oke deh. Tak perlu berpanjang kata lagi. Berikut adalah lirik lagu rinduku. Judulnya,

Ketika Rindu Menyapa
Oleh : Mei

Ketika rindu menyapa, muncullah sebuah prahara
Hingga tergoncanglah hati, karena tak tahu apa yang diingini
Entah coba kau acuhkan, atau mungkin kau nyatakan
Kadang ingin kau sembunyi, agar tiada yang tahu rahasia hati
Huu..

Bridge:Bila hati cukup berani,
Nyatakanlah dengan kata atau aksi

Reff : Bila rasa malu meraja dalam hati
Maka cukup beranikan dirimu untuk akui pada dunia
Bahwa rasa rindu telah menyapamu dengan keresahannya
Rengkuh saja rindu itu dengan sepenuh hatimu yang lapang.

Dan berikut ini adalah piku not-not nada untuk lagu ke 26-ku..


Hmm.. the last but not at least, boleh lah kugantung do’aku di posting-an kali ini..
“Yaa Rabb… kutitipkan rinduku pada-Mu. Entah Engkau sampaikan pada mereka hingga menjadi rindu pula, atau Engkau ubah rindu dan harapku ini menjadi kebaikan bagi hidup mereka, kuserahkan segala keputusannya pada-Mu. Alhamdulillaahi robbil ‘alamiin..”.

Senin, 02 Februari 2015

My 25th Song - "Shalawat 3"


Shalawat 3
Oleh : Mei

 Allahumma shalli ‘ala
Sayyidina wa maulana
Muhammad… Muhammad…

Nb:  ah.. shalawat yang ke-tiga ini nadanya adalah yang paling mellow loh di antara bacaan shalawat lainnya.
Nada untuk shalawat ini tercipta pada senin malam, sekitar jam sepuluh. Saat itu aku baru saja pulang dari Bekasi, usai mengantarkan hantaran nikah bersama De’Fanny. Perjalanan yang cukup jauh, memang. Bagaimana tidak? Lha wong untuk sampai di Pondok Timur (tempat tujuan kami) saja membutuhkan waktu sekitar empat jam, dengan perjalanan kereta. Alhamdulillah-nya kami berdua sedang haid. Jadi kami bisa melakukan safar tanpa perlu melakukan pemberhentian di tiap waktu shalat.
Yah. Jelasnya perjalananku dan De’Fanny gimana, i.Allah akan kutuliskan di postingan yang lain ya. Tidak di postingan kali ini. Kali ini, aku hanya akan memberitahukan garis besarnya saja. Bahwa nada-nada untuk shalawat ketiga-ku ini muncul sebagai akibat dari rasa bahagia usai melakukan safar bersama Ade. hmm.. akhir-akhir ini, setiap kali mendapat atau mengalami berita baik, aku langsung hamdalah and baca shalawat. Gak ada salahnya juga kaaan…? ^.^
Eh. Kita senandungin shalawat lagi yuk!
“Allahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaiih…”           (sollu ‘alaiih...)