Jumat, 24 Februari 2017

Puisi - "Rasamu"

Oleh : Mei

Tak perlu banyak kata tuk menyampaikan rasa.
Cukup ada dan sikap mengayomi sebagai bentuk pembuktian diri.

Bahwa kamu peduli..
Bahwa kamu merasai..
Bahwa padaku kamu melihat jiwamu..
Bahwa padaku kamu yakin akan adanya duniamu..

Bahkan di saat dunia tak mengerti ttg rasamu,
Kamu tetap bertahan dalam indahnya rasa itu.

Cinta..
Rindu..
Kasih..

Apapun nama nya itu,
Aku pun padamu.
😊😊😊

Rabu, 15 Februari 2017

Kunjungan Menyenangkan dari Ika, Keyla dan Teh Susi..😊

Siang ini (sekitar jam 11 kurang) aku menyempatkan diri untuk ke pasar depan. Ceritanya, tetiba aja aku punya HIB, alias Hasrat Ingin Belanja. Hee.. 😁 Maka belanjalah aku.

Barang2 yg kubeli.. Ya telur. Ya sayur. Ya bumbu dapur (cabe rawit masih muaahalll euy..😯). Ya jajanan Aa and aku juga (kue satu and biskuit susu.😊). Macem2 lah pokoknya. Habis 68rb. Alhamdulillah.. (Lho kok malah hamdalah? 😮 ya iyalah..kan mottoku tuh "alhamdulillah 'ala kulli haal". Artinya "bersyukur di setiap keadaan". 😉)

Aku kembali sampai di rumah sekitar satu jam kemudian, atau sekitar jam setengah 12 siang. Segera setelah sampai aku membersihkan kulkas dr isi2-nya yg tak terpakai. Juga membersihkan isinya untuk kemudian kupakai masak. Kegiatan ini kulakukan sembari menghabiskan cemilan donat yg dibelikan Emak untukku (2 donat) serta beberapa gorengan pisang (tak perlulah kusebutkan jumlahnya berapa.. Cukup untuk mengenyangkan aku dan si Dede deh pokoknya. Hee..😁).

Selesai bersih2, kepalaku agak sedikit pening. Alhasil aku pun pamit ke Emak untuk tidur. Setelah sebelumnya menyeret diriku untuk makan dan shalat zuhur. Aku tidur dari jam 1 lewat hingga jam 3 kurang 10menit. Lumayan lama ya?😊

Bangun tidur dalam keadaan fresh, aku bergegas rapih2 tempat tidur. Tapi kemudian aku tak langsung beres2 rumah dan memilih untuk membuat bumbu2 masak terlebih dahulu. Ya bumbu pepes ikan. Juga bumbu semur terong. Pikirku, kalau sudah membuat bumbu, aku nanti hanya tinggal oseng2 saja. Dan aku pun bisa membereskan rumah dalam sekali kesempatan (yakni setelah menguleg bumbu). 😊 Tapi ternyata, Allah memiliki rencana dan kejutan untukku di penghujung sore itu. Kejutan seperti apakah?😊

Jadi, Saat aku baru selesai menguleg bumbu untuk semur terong, terdengar suara salam dari depan rumah. Kukenali pemilik suara itu sebagai Ika.
"Yippy! 😆Ika main"
Seru-ku saat itu. Tapi kemudian, begitu aku mendekati pintu, aku dikejutkan oleh suara lain yg sudah amat-sangat lama tak kudengar namun tak kalah kurindukan.
"Teh Susi!!! Kyaaaa!! \😆/" aku berseru riang.

Ternyata Ika datang tak hanya dengan Keyla, melainkan juga engan Teh Susi. 😊😊😊

Maka segera kubuka pintu dan menyambut tamu2ku itu. Kupeluk Teh Susi pertama-tama dg pelukan penuh rindu. Kusampirkan juga doa kebaikan dunia-akhirat untuk teteh yg menjadi sosok pengayomku selama aku tinggal di Situ Gintung bersama Ika. Teh Susi.. "Barakillah selalu untukmu, Teh.. 😊"

Selama 45 menit berikutnya, obrolan hangat pun tercipta.
Kami bertukar kabar. Berbagi gelak tawa saat melihat tingkah lucunya Keyla. Juga berbagi info tentang orang2 lain yg sama2 kami kenal (seperti Teh Sari, Vivi, Teh Ibeth, Teh Heni, Tukang penyet Mas Aro, dll..😊).

Setelah 45 menit berlalu, perpisahan pun mau tak mau harus kami hadapi. Teh Susi berniat pulang ke rumah saudaranya yg di Kutabumi. Kuharap suh perjalanan si Teteh selamat, lancar dan menyenangkan. Aamiin.. 😊 Dan utuk Ika, semoga ia tak bosan2nya datang dan mengunjungiku. Aamiin.. Hee.. 😁😊

Nah. Kurasa sampai di sini dulu ya kawan, catatan harianku di hari ini.
Semoga hari2 kalian juga sama/lebih menyenangkan seperti yg kualami di hari ini.

Salam semangat malam, kawan.
😊😊😉

Lambungan Asa

Asa. Harapan. Keinginan.
😊😊

Setiap orang memiliki asa. Siapa yg tak punya? Karena asa adalah fitrah hidup manusia. Sepanjang ada nafsu, selama itu pula asa ada. Karena asa itu sendiri adalah bagian dari nafsu. Lebih persisnya adalah nafsu lawwamah. 😊

Bentuk asa ada bermacam-macam. Mencakup materi dan non materi. Contoh asa yg sifatnya materi adalah keinginan untuk memiliki benda2 (mobil, rumah, handphone, dll.). Sementara asa yg sifatnya non materi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu yg sifatnya tidak/tidak langsung kebendaan. Semisal keinginan untuk naik haji dan/atau umroh, keinginan untuk jalan2 ke dalam/luar negeri, dll.

Nah. Aku sendiri memiliki banyak asa. Dan salah satu yg paling mengemuka di benakku saat ini adalah keinginan untuk mendapatkan anak kembar yg sehat nan soleh di kehamilanku saat ini (aamiin.. 😊). Keinginan yg juga menjadi milik Aa. 😊

Kami (Aku dan Aa) sudah lama mengetahui tentang asa kami yg sama ini sejak sebelum kami menikah. Meski kami juga mengetahui bahwa ada perbedaan mendasar perihal asa anak kembar ini.

Jadi, Aa berharap untuk mendapat anugerah 2 putra kembar yg sehat nan shaleh. Sementara aku berharap untuk mendapat anugerah sepasang anak kembar (putra dan putri) yg sehat nan shaleh. Syukurnya kami tak terlalu 'ngotot' mengemukakan keinginan kami dan menyerahkan segalanya pada kehendak Allah Swt. Biarlah Dia yg Memutuskan yg terbaik untuk kami berdua. Karena memang Allah lah yg Maha Tahu apa yg terbaik bagi hamba-hamba-Nya. 😊

Pertanyaannya...
Bisakah kami meraih asa kami ini?
Dg yakin, aku menjawab,
"Insya Allah bisa."_😊

Aku tak pernah ingin menutup kemungkinan, bahwa kami bisa memiliki anak kembar. Meski tak ada riwayat anak kembar dari kedua pihak keluarga kami. Tapi aku selalu yakin dg pepatah,
"Satu-satunya hal yg tak mungkin adalah ketidakmungkinan itu sendiri."😊
Jadi, kurasa tak ada salahnya bukan jika kita melambungkan asa kita? Mungkin saja ada malaikat yg 'kebetulan' lewat dan mencatat asa-asa kita utuk kemudian disampaikan nya pada Allah swt. Dan jika kiranya Allah menganggap ada kita itu baik untuk dikabulkan, tercapai lah asa kita. Iya, kan? 😊

Apalagi Allah sendiri memerintahkan kita untuk tidak berputus asa terhadap rahmat-Nya. Perintah yg jelas-jelas Dituturkan-Nya dalam kitab suci al quran nan mulia. (Q.S. ,............... ) 😊

Jadi, yuk kita lambungkan asa-asa kita, kawan. Semoga saja Allah berkenan tuk mengabulkan. Adapun jika ada asa2 lama yg tak jua Dikabulkan oleh-Nya, jangan juga berkecil hati dan su'udzon pada-Nya ya..😊 Bisa saja asa itu memang belum waktunya untuk dikabulkan. Atau malah Allah begitu sayang sehingga tidak melulu mengabulkan apa yg kita inginkan.😊

Eh, jadi inget juga sama quote ini,
"Allah  mengabulkan apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan."😊
Jadi, tetep khusnudzon ya, kawan. 😉😘

Nah. Kurasa cukup sampai di sini dulu catatanku perihal "asa". Semoga saja ada ibrah atau manfaat darinya ya.

Salam hangat tuk semua kawan,

Tetap semangat di musim hujan juga ya!
😉😘

Minggu, 12 Februari 2017

Milad KTP & Tasyakuran Motor

Aa hari ini milad, menurut tanggal yg tertera di KTP nya. Kalau tanggal aslinya sih, Aa tak tahu. Hanya tahu bulannya saja. Bulan Desember. Perihal alasan ketidaktahuan nya kenapa, sudah kuberitahukan bukan? 😊

Intinya, barakallah tuk Aa.. 😘 Barakallah tuk amal, ilmu dan usianya ya, A.. 😊😚😘 Semoga kian didengar doa2 kebaikannya oleh Allah swt..😊 Kian lapang hati dan jalan hidupnya..😊 Juga kian jadi pribadi shaleh yg terus membaik di setiap waktunya..😊 Aamiin.. 😊

Saat ini kami ada di rumah Emak Maryam. Insya Allah hari ini juga akan diadakan tasyakuran atas lunasnya motor Ka Udin. Alhamdulillah.. 😊 Aku ikut membantu menyiapkan sop ayam. Walau aku sempat merasa pening saat berdekatan dg ayam mentahnya. Baunya itu lho.. 😩 Alhamdulillah hingga acara selesai semua berjalan lancar. Menu tasyakuran kali ini antara lain, ayam bumbu kuning, juga ayam bakar. Hmm.. Nikmat.. 😋 Di akhir acara, sempat diadakan juga saweran. Seru euy! Hihihi.. 😆 Alhamdulillah aku dan Aa dapet 5600. Lumayan buat nambahin celengan si Dede.. Hee.. 😁

Oya, Alhamdulillah Zaki dan Ziki sudah sembuh. Setelah Ziki sempat demam dan Zaki sempat Muntaber saat kujenguk terakhir kali (2 minggu lalu). Zaki bahkan sudah mempunyai kantung semar di perutnya. Hihihi..😁 Dan Ziki sudah aktif dalam kegiatan membantu menyapu. Ziki memang baru bisa berjalan sejak 2 bulan-an ini. Jadi ia terlihat selaaaaaalu berjalan ke sana kemari. 😄 Rasanya seru and senang melihat dua keponakan ku ini kembali sehat. Plus Fadhil juga sehat. Plus Mita juga sehat (kecuali sebaris gigi depannya yg raib entah kemana...😁). Happyyyyyy sangat. 😊😊😊

"Terima kasih, Yaa Rabb.. Untuk semua nikmat-Mu. Baik yg hamba sadari, maupun yg tersembunyi."

😊😊

Sabtu, 11 Februari 2017

Pengalaman Pertamaku ke Pasar Malam..😊

Bareng Aa, aku melancong ke Pasar malam di daerah Tanjakan. Persisnya ba'da maghrib, kami berdua berboncengan ke sana dg si Choky, Scoopy-nya Aa. Kulihat langit penuh di tutupi awan sehingga membuatku agak was was akan turun nya hujan. Maka dg berbekal bismillah, kami pun pergi sambil tak henti-hentinya kubisikkan pengharapan agar hujan bisa tertahan sampai kami kembali pulang. (Aamiin...😊)

Aa berangkat dg baju santainya, sementara aku mesti 'berdandan' dulu setelah dikomentari Aa perihal pilihan bergo-ku yg tak matching dg baju yg kukenakan. Alhasil aku pun pergi setelah berjibaku selama sekitar 15menit dg hasil: long dress ungu yg dipadupadankan dg pasmina pink motif bunga. Pilihanku untuk tak membawa dompet pun ditentang Aa, sehingga aku pun membawa serta dompet bergambar aktris Angelina Joli. Dompet yg menurutku terlalu feminim untukku. Aku kan agak2 boyish. Hee.. 😁 tapi demi Aa, aku rela deh tampil chic and cantik. 😉 Terakhir, kututupi deh penampilanku yg kurasa lebih seperti hendak kondangan itu dengan jaket biru gombrongnya Aa. Nyengir deh hatiku. 😁 Yaaahh.. Lumayan lah, jadi gak terlalu formil penampilanku. 😊

Sampai di Pasar malam, mataku di silaukan oleh banyaknya tawaran jajanan, pakaian, panganan, aksesori penampilan, dll. Ramai nian euy! 😵 bibirku pun jadi terkunci karena mataku terlalu sibuk melihat ke sana dan ke sini. Berkali-kali Aa menawariku untuk membeli apa yg kumau. Tapi seperti khas-nya aku, aku selalu belanja ke pasar sesuai dengan apa yg kuniatkan sebelum berangkat. Jadi tujuanku pun tetap sama dan memilih untuk fokus mencari sepatu tuk hadiah ultah Aa juga gunting kuku. 😊

Aku sempat ngiler sih melihat tukang sate yg lagi ngipas2in ayam tusuknya. Tapi aku suka was was kalo beli jajanan di pinggir jalan. Khawatir sama kehigienisannya gitu deh. Apalagi aku juga mempertimbangkan kesehatan si Dede di rahim ku. So, "bye-bye sate..😐".

Barang yg pertama kali kubeli di Pasar malam itu adalah gunting kuku berwarna ungu. Harganya 3rb, yg kutahu harga normalnya adalah 2rb. Tak papalah. Mungkin si Abang-nya juga mesti bayar sewa tempat. Anggap aja sedekah. 😊

Setelah gunting kuku, aku membeli 2 kg jeruk. Persisnya adalah jeruk peras lokal. Harganya 15rb/kg. Kutawar jd 25rb, abangnya mesem. Kutawar lagi 28rb, abangnya malah diem. Akhirnya aku pun membayar 2 kg jeruk itu dg harga awal yg diminta si Abang. 30rb rupiah. Tak papalah gagal menawar. Toh jeruknya kelihatan suegerr banget. Kuharap sih rasanya juga seger and manis. Aamiin..😊

Barang ketiga sekaligus yg terakhir yg kubeli di Pasar malam itu adalah sepatu. Yap. Sepatu tuk Aa yg genap berusia 28th pd Desember lalu. Tanggalnya tak tahu. Karena Aa pun tak tahu tanggal persis kelahirannya. Tanggal di KTP nya tercatat 12 Februari. Tanggal rekayasa alm.Abah Nde H. Halimi. Karenanya kami baru belanja hadiah ultahnya sekarang ini. 😊

Kembali ke soal belanja sepatu tuk Aa..
Kami berhenti di sebuah lapak sepatu yg dipasangi papan bandrol harga 40rb. Awalnya kukira harga itu untuk semua sepatu di sana. Tapi aku mesti kecewa karena ternyata harga obral itu hanya untuk sepatu yg dihamparkan di lapak meja bawah, dan tidak berlaku untuk sepatu2 yg digantung ataupun dijajarkan rapi di meja panggung. 😕 Padahal sepatu yg pertama kali di tak sir Aa tuh sepatu cokelat yg digantung. Aku juga suka dg model dan warna sepatu itu. Tapi harganya itu lho. Out of budget. (Gak perlu lah kusebutin nominalnya berapa. 😊). Aa sih nampaknya sudah menduga harga sepatu cokelat itu, tapi aku yg sudah amat-sangat-lama tak belanja sepatu jelas kaget banget dg harganya. Muahaall sangat... 😑

Alhasil Aa pun memilih sepatu yg lain. Dan pilihannya akhirnya jatuh pada sepatu abu-abu-biru yg terjajar rapi di meja panggung. Cukup chic juga kok sepatunya. Dan harganya pun msh in budget. Bisa kutawar pula, jadi turun 15rb rupiah. Hee.. 😁😁😁

Setelah menerima bungkusan sepatu dan membayarnya, kami pun segera pulang dikarenakan gerimis yg mulai turun perlahan. Di perjalanan Aa sempat mengomentariku yg kelihatan jelas "cengo"nya saat di Pasar malam. Dan aku berdalih bahwa itu adalah pengalaman pertamaku ke pasar malam. Jadi cukup wajar juga jika aku agak diam (aka. Cengo. Hee.. 😁).

Barulah setelah sampai di rumah aku menyadari alasan sebenarnya kenapa aku bisa agak diam saat di Pasar malam tadi. Sebabnya adalah karena aku merasa pusing dg ketidak beraturan lapak2 jualan.
Tak seperti pasar tradisional yg buka 24 jam, lapak2 dagang di Pasar malam itu campur aduk. Tak jelas mana area pakaian, area aksesoris, area bahan makanan ataupun area buah2an. Sementara di pasar tradisional, lapak2 berjajar rapih dalam sektornya masing2.

Nampaknya, aku tak akan menjadi salah satu penikmat Pasar malam deh. Aku tetap lebih prefer pasar tradisional. Jauh lebih rapih. Teratur. Dan ramah udara (tak semua lapak ada di pinggir jalan). 😊 Hidup pasar tradisional! \😆/ Hidup!

Itulah cerita singkat ku ttg Pasar malam.
Ciao Ma! 😉

(Nb: Tak lama setelah kami sampai di rumah, Herdi pulang dg membawa satai. 😊 alhamdulillah ahh.. Memang rezekinya si Dede kali ya yg td sempet ngiler lihat sate di Pasar malam. Hee.. 😁.
Jeruk yg kami beli pun rasanya suegerr and manis. Jadi nyesel karena gak beli banyak. Tapi Aa katanya mw beli lagi. Buat Emak dan Abah haji di Ke. Dalem. Smg yg dibeli Aa juga manis ya. 😊)

Si Bumil Mungil

Sedari kecil, aku selalu masuk tiga besar termungil di antara kawan2ku. Sebuah prestasi-kah?hmm.. 😊

SD, MTs, SMA, Kuliah. Aku selalu jadi salah satu yg termungil. Meski begitu, aku tak pernah berkecil hati akan fisikku. Karna bukankah yg utama adalah kesehatan dan kelengkapan jasmani juga ruhani? Jadi, syukuri aja. 😊

Aku memang sudah berupaya untuk menggemukkan juga meninggikan badan. Tapi mungkin memang idealnya badanku ya seperti kini adanya, mau gimana lagi? Jadi, syukuri aja. 😊

Nah. Ada keistimewaan juga derita tersendiri saat kita dicap sebagai si mungil. Biasanya sih seringkali dianggap lemah dan tak cakap seperti teman2mu yg lain, atau malah ada juga yg mengalami tindakan bully. Duh. Naudzubillah.. Alhamdulillah nya aku tak pernah mengalaminya. ☺

Sedangkan keistimewaan saat jadi si mungil antara lain bisa mendapat kesempatan pertama dalam hampir semua hal, tak terlalu dituntut berletih-letih seperti teman2 lain yg bertubuh lebih besar, juga bisa menyalip-nyalip di keramaian. Hehee.. Heiiibatt bukan? 😉

Menjadi si mungil juga enak, karena selalu ada saja orang-orang yg menyekoki kita dg makanan. Katanya sih, biar badannya cepat besar. Hihihi.. Memangnya bisa? 😆

Dan untukku, julukan si mungil masih tetap berlaku. Bahkan hingga saat kondisiku sedang hamil sekarang ini. Di usia kandungan yg memasuki masa 5 bulan, perubahan tubuhku tak terlalu terlihat beda dibanding dg saat aku belum hamil. Itu menurut kacamata orang2 luar. Sementara untuk Aa yg sering melihat kulit perutku, katanya aku tuh gendutnya ngumpul di perut. Hahaha. Ada2 saja.. 😁

Kurasa orang2 tak bisa melihat perubahan fisikku dikarenakan aku yg sering memakai baju gombrong. Sehingga perut "ndut" ku pun jadi tak terlihat. Tak papalah. Yg penting si dede di rahim sehat wal'afiat. 😊😊😊 aamiin..

So, untuk kawan2 bumil mungil sekalian, tak usah berkecil hati ya jika kondisi hamilmu tersembunyi. Toh tak ada faedahnya jg apa2 yg dipikirkan orang lain untuk kita. Yg penting bumil mesti tetep happy. Biar baby-nya juga happy.

Jadi inget sama quote ini,
"Kebahagiaan itu bukan sesuatu yg bisa didapat, karena kebahagiaan itu sesuatu yg bisa dibuat."
😊

So, buat yuk kebahagiaan untuk kita sendiri. Salah dua caranya ya dengan keep positive thinking and be yourself. Smg dengannya, kebahagiaanmu bisa tercipta. Meski kamu adalah si bumil mungil. 😊

Sekian dulu ya, kawan.
Ciao Ma! 😉

Selasa, 07 Februari 2017

Mimpi Indah tentangmu, De.. 😊

Kamu sudah lahir, De.. Dalam bentuk yg sempurna dan sehat dan gemuk dan penuh senyum..😊

Matamu meniru mata Umi. Hidungmu seperti milik Abi. Bibirmu ..mmm... Sepertinya sih mirip bibir Umi. Agak tebal gitu deh. Hee.. ☺ Tapi bulu matamu, de.. Persis seperti yg Umi harapkan. Menyapu seperti bulu mata Abi..😊

Dalam mimpi, kamu kemudian menangis, De.. Kamu lapar.. 😊 maka Umi buka kancing depan baju Umi untuk menyusuimu. Sebelah kiri.. Seketika kamu hentikan tangismu.. Kamu asik menghisap sambil menatap dg mata bulatmu. Samar, Umi tangkap senyum khas Abi di wajahmu. Seperti sedang menggoda Umi.. 😊 Umi pun membalas senyumanmu dg senyuman penuh doa.

Mendoakan.
Kesehatanmu.. Kelapangan hati dan hidupmu.. Kebahagiaanmu.. Ketaqwaanmu pd Rabb kita.. Juga kekayaan hatimu akan iman kepada-Nya.. 😊 Umi doakan semua kebaikan hidup dunia-akhirat itu untukmu, De.. Aamiin.. 😊

Dalam mimpi, Abi pun ada, De. Melihat kita dari sisi kanan Umi. Abi pun ikut tersenyum melihat senyum menggodamu, De. Abi pun nampaknya mengakui betapa akan menjadi jahilnya dirimu saat besar nanti. Seperti dirinya.. Jahil yg baik dan menyenangkan. 😊

Kemudian..
Masih dalam mimpi. Datang seorang kawan tetangga pria Umi ke rumah. Membawa putranya juga dalam gendongannya. Seumuran kamu, De. Tapi tak secemerlang dirimu di mata Umi. 😊 Ia berkunjung hanya sekilas. Tak lama. Hanya untuk mengenalkan kita dengan putranya. Sebelum akhirnya hujan turun. Dan menderas di luar sana..

Kamu tak takut mendengar hujan, De. Pun jua kamu tak takut mendengar gemuruh suara petir. Kamu masih asik menyusu dan menggoda Umi dg senyumanmu. Dengan mata bulat nan berkilaumu itu, De. 😊 Membuat Umi ikut tak merisaukan hujan yg kian terdengar deras. Ataupun takut akan cahaya kilat yg terlihat jelas melalui kaca-kaca di jendela rumah kita. Umi seperti tersedot dalam duniamu, De. Pun jua Abi di samping kita. Ia pun asik bergantian melihatmu dan Umi. Dg senyum bahagia terpampang di bibirnya. Bahagia yg juga Umi pancarkan kian tak hentinya.
Dan...
Itu semua karenamu, De..😊
Karenamu yg adalah anugerah terindah yg dititipkan Allah kepada Umi dan Abi.😊
Karenamu.. 😊😊😊

Pemburu Kepala...

Judulnya serem ya? Hihihi.. 😁 maaf ya kawan. Keisengan semata dari ku yg ingin buat judul yg serem. Sebenarnya judul ini ada kelanjutannya lho. Dan gak nyeremin kok. Yaitu, "Pemburu Kepala...Ikan." 😁

"Apaan sih?"
"Judulnya gak penting banget."
"Gak lucu"
"Garing. Ring. Kayak kerupuk kaleng di warteg sebelah."
De el el...

Untuk kawan2 yg gampang sensitif dg postingan ini, monggo bangkit ke pintu keluar. Yg mw lanjut baca, monggo duduk manis kembali... (Hihihi..😁)

Sebenarnya, siapakah gerangan sang pemburu kepala ikan itu?
Jawabannya gak perlu jauh-jauh nyari ya kawan. Itu loh, yg nulis postingan ini. Which is Me. Me thea.. 😊

Yup. Akhir-akhir ini aku gemar dg kepala ikan. Sampe bikin orang rumah bosen mungkin karena aku terus2an belanja ikan. Mereka sih dpt badan n buntut. Dan aku selalu lebih dulu memilah milih kepalanya untuk jd lauk ku. Rasanya nikmat banget sih. Apalagi pas bagian ngisepin otak ikannya. Trus minyaknya. Hmm... Yummyyy... ☺☺☺

Apalagi setelah kutahu kalau minyak dan otak ikan itu kaya banget akan omega 3. Nutrisi yg bagus banget bwt perkembangan otak janin. Makin yummy deh aku makannya. 😁

Kuharap sih kegemaranku makan ikan ini gak akan seperti kegemaranku makan cilok atau piscok. Meluntur. Iyaa. Aku sekarang udah gak terlalu nge-fond makan cilok n piscok. Rasanya di lidah malah pahit gitu. Padahal aku belinya di ibu-ibu langgananku. Hmm.. Mesti say bye-bye deh ke ibu itu. Karena sekarang aku udah gak suka nyahutin "neng, cilok, neng"-nya si ibu itu. Maaf ya, Bu.. 😅

Kembali ke kepala ikan.

Salah satu kegiatan yg paling kusuka terkait ikan adalah saat aku belanja bareng Emak. Yup. Be-lan-ja-ba-reng. Terserah orang mau bilang aku anak mommy or anak Emak. Toh aku ngerasa fine-fine aja. Emakku juga cukup asyik kok. Dan paling asyik ya saat nyaksiin Emak tawar menawar harga sama pedagang. lucu. Hihihi. 😁

Jadi... Saat belanja, Emak tetiba aja langsung nunjukin muka datar dan nawarin barangnya dg setengah harga yg di tentu in sang pedagang. Bikin aku ngerasa kasihan juga sama pedagangnya. Tapi rasa kasihan itu gak bertahan lama. Karena kemudian aku dikejutkan oleh pedagangnya yg nge-iya-in tawaran harganya Emak. Baru deh nalarku bekerja dan nyadarin. Kalo harga yg ditawarin Emak itu terbilang normal. Gak mungkin juga kan pedagang nya mw buntung. Berarti memang pedagangnya yg matok harga yg kelewat tuingguiiiiii.. Ishk.ishk.iiiisshhk.. Nakal banget ya tuh pedagang. 😑

Eh. Tapi gak semua pedagang kayak gitu loh. Ada juga kok pedagang yg matokin harga normal. Sampai-sampai Emak aja gak ngelakuin prosesi tawar-menawar-tarik-urat-uratan.. 😊 salah satu contohnya ya para pedagang ikan.
"Hidup pedagang ikan!! Hidup!" \😆/

Jadi, gitu deh tentang ikan dan kegemaranku selaku pemburu kepala ikan. Well, mungkin gak banyak (atau malah gak ada? 😁) manfaat yg bs kawan2 dpt dr membaca postingan ini. Tapi kuharap, tulisan ini bisa sikit-sikit lah menghibur. 😊

Akhir kata,

Ciao Ma! 😉😘