Sabtu, 19 November 2011

Puasa sebelum masa Islam datang.

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Diawali dengan kalimat yang baik, dalam ulasan kali ini aku ingin sekali menuliskan perihal mengenai bulan Ramadhan. Sebenarnya ini semua bermula dari adanya pertanyaan yang dilontarkan oleh keponakanku, Diah, yang bertanya : teteh,, sejak kapan sih puasa itu ada? Maka demi menuntaskan rasa penasaran keponakanku itu (dan juga diriku sendiri yang ikut tertular penasaran), akhirnya aku bolak-balik membaca buku-buku tentang ramadhan yang sudah ada di lemari bacaku jauh-jauh hari tapi belum sempat kubaca. Dan akhirnya,, alhamdulillah... kutemukan juga jawaban bagi pertanyaan Diah itu. Tak tanggung-tanggung, kutuliskan pula jawaban itu untuk kuceritakan padamu di ulasan ini, kawan. Ini dia...
Bulan ramadhan.
Bulan suci yang sudah dikenal kemuliaannya oleh berbagai bangsa dan agama terdahulu, bahkan sebelum Islam datang. Hebat sekali bukan? Meski begitu, hanya Islamlah satu-satunya agama yang mewajibkan puasa sebulan penuh pada bulan itu. Seperti ditegaskan oleh Allah Swt. Dalam ayat berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (al-Baqarah [2] : 183)
Dalam kitab Ma’as Shaimin karya Syekh Baquri tentang Kesusasteraan Arab Kuno, dijelaskan bahwa kata ash-shiyam atau puasa memiliki arti ‘berpindah-pindahnya orang dalam bersyair dan berpantun yang disampaikan oleh kaum muda dari para sesepuhnya’. Arti lain dari puasa pada masa itu juga berarti menahan gerak.
Dalam al quran kata ash shiyam disebutkan dan memiliki makna lain dari kata puasa. Yakni dalam ayat berikut :
“...aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.” (Maryam [19] : 26)
Puasa dalam ayat ini berarti diam dan menahan diri untuk tidak berbicara. Bisa kalian lihat, kawan? Arti kata tersebut telah dikenal di masanya nabi Isa a.s., dan itu adalah masa sebelum Islam datang.
Sementara nama ramadhan dalam bahasa arab kuno berasal dari kata ar Ramdhu, yaitu hujan yang datang setelah musim kering, sehingga tanah terasa panas terbakar. Sehingga ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kata itu berarti panas yang terik. Sementara dalam pandangan islam nama Ramadhan diambil dari kata Ramadha yang berarti ‘panas terik di musim panas yang menyebabkan panasnya kerongkongan karena kehausan’.
Secara syar’i puasa berarti ‘menahan diri dari hal yang membatalkan seperti makan, minum dan lainnya yang dibarengi dengan niat sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Dan kesempurnaan untuk ibadah ini adalah menghindari segala larangan dan tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang haram.
Nah,, ternyata bahkan sebelum bangsa Arab kuno mengenal puasa, ada bangsa sebelumnya yang sudah mengenal puasa loh. Bangsa-bangsa itu antara lain masyarakat Mesir kuno yang diikuti kemudian oleh bangsa Yunani dan Romawi. Tradisi puasa juga telah dikenal oleh agama lain selain agama samawi, seperti ajaran minyawi, Hindu dan Budha. Dan puasa juga dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi dan Kristen.
Contoh buktinya yaitu dalam kitab Taurat bagian kedua yang berbunyi, “Aku memanggil, di sana untuk berpuasa di sungai Ahwa, agar kami dapat merendah di hadapan Tuhan kami, untuk meminta jalan yang lurus kepadanya untuk kita, anak-anak, dan setiap harta kita.”
Dalam al Kitab juga dikatakan, “adakanlah puasa yang kudus...” (Perjanjian Lama, Yoel: 1 :14)
Dalam al Kitab surat raja-raja dikatakan, “Bahwa nabi Elia berjalna dnegan tergopoh tanpa makan selama empat puluh hari empat puluh malam ke sebuah gunung yang disebut Horeb.”
Inilah gambaran berpuasa yang telah diwajibkan kepada umat terdahulu dan agama samawi lainnya. Bahkan jika kita menilik lebih cermat, jaman sekarang pun puasa sudah menjadi sebuah trend di lingkungan masyarakat. Coba saja kalian simak fakta seperti : para wanita yang berpuasa seharian penuh demi memiliki tubuh yang ramping, atau juga laki-laki yang berpuasa untuk membakar lemak dan dagingnya agar memiliki status sosial yang baik di masyarakat, atau ada juga orang-orang yang berpuasa sebagai bentuk protes atas kebijakan politik yang diberlakukan oleh penguasa. Itu semua bentuk lain dari puasa. Is that Right, huh?
Terlepas dari semua hal itu, bulan puasa (baca: bulan Ramadhan) sudah memiliki arti yang begitu penting dalam Islam, bahkan tingkat penghargaan itu dapat disimak dari fakta bahwa semua kitab suci samawi yang ada sesungguhnya diturunkan pada bulan Ramadhan. Dan bulan ramadhan adalah bulan yang paling diutamakan dalam agama Islam jika dibandingkan dengan agama-agama lainnya. Rahmat dan kemuliaan bulan seluruhnya terkumpul di bulan ramadhan nan mulia. Dan rahmat itu mencakup bagi seluruh makhluk-Nya.
Wallahua’lamu bish shawab.
di Resume dari buku “Indahnya Ramadhan Rasulullah”
Karya Samih Kariyyam

Minggu, 13 November 2011

Puisi - "Lautan Jilbab"

Oleh Emha Ainun Nadjib

Putih, putih, putih

Meratap bagai bayi
Terkapar bagai si tua renta
Di padang mahsyar
Di padang penantian
Di depan pintu gerbang janji keabadian
Saksikan beribu-ribu jilbab

Hai ! bermilyar-milyar jilbab!

Samudera putih
Lautan cinta kasih
Belombang sejarah
Pengembaraan amat panjang
Di padang mahsyar
Menjelang hari perhitungan
Seribu galaksi
Hamparan jiwa suci
Bersujud
Putih, putih, putih
Bersujud
Menyeru belaian tangan kekasih
Bersujud
dan alam raya
Jagad segala jagad
Bintang-bintang dan ruang kosong
mendengar panggilan itu
dengan telinga ilmu seratus abad :
-Wahai jiwa bening !
Wahai muthmainnah
Kembalilah kepada Tuhan-mu
dengan rela dan direlakan
Masuklah kepada pihakku
Masuklah sorgaku
Wahai jiwa, Wahai yang telah jiwa !
 Wahai telaga
yang hening
hingga tiada...


(Puisi pertama yang kudeklamasikan di hadapan orang-orang. Persisnya ketika ada lomba tujuh belas agustusan di MTs MA. Saat itu rivalku adalah sahabatku sendiri. Dan kami berdua menang bersama-sama.^_^)

Sabtu, 12 November 2011

Cerpen - "Serenade Dinda di langit Jingga"

tanah merah basah...

kuresapi rinai hujan yg perlahan mulai meluap dari daratan bumi..
sementara Aku masih bertahan di tempatku berpijak sejak sejam yang lalu..

Nenek Aida,,,
"Kepada-Nyalah kita semua akan kembali"
aku tahu itu..
tapi tetap saja hati ini masih belum bisa
melepasmu dengan ikhlas..
entah apa itu ikhlas,, aku tak tahu Nek..
yang jelas kini aku masih menangis untukmu.
Lihatlah!!
Aku yang dirimu katakan sebagai "cucu kebangganmu" ini kini tengah menikmati kerapuhannya selepas kepergianmu.. maafkan aku jika hal ini membuat kepergianmu jadi tak tenang..
maf Nek.. .

ah,, semua orang sudah pulang. meninggalkanku sendiri di pemakaman ini bersama tempat tinggalmu yang baru..
yang kuharap tentunya dirimu merasa lebih bahagia di "surga sana".. amin..

aku yakin Nenek pasti bahagia!seyakin hatiku pada ucapan sahabatku, Ranindita. bahwa,
"orang yang baik pasti akan di kasihi oleh Allah.karna kebaikan sekecil apapun tak akan pernah luput dari kasih-NYA"
nenek Aida orang yang sangat baik..
dan karna kebaikanmu itulah kini Aku merasa tak mampu untuk menahan tangis ini..

teringat pula olehku kenangan lain tentang nenek aida...

"suka Kopi?"

itu tawaran nenek Aida di suatu kali dulu..
saat aku masihlah seorang gadis kepang 7 tahun.
aku tersenyum dan menerima tawarannya. meski sekalipun aku belum pernah merasakan rasa kopi itu.

kuikuti langkah nenek ke dapur untuk membuat kopi.. kulihat kepiawaiannya mencampur sesendok kopi bubuk dan sesendok lebih gula putih ke dalam dua cangkir gelas.. dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya, ia senandungkan sebuah lagu yang asing di telingaku namun begitu harmoni.

rasa penasaran membuatku gerah. akhirnya dengan berani kukatakan pada nenek,
"boleh nyicip bubuk kopinya gak Nek?..."

nenek aida tersenyum dan mengangguk.
segera saja kurasakan sedikit bubuk kopi yang kukira rasanya manis seperti cokelat. tapi ternyata,,,

"huek,,
pahit nek.. Dinda gak suka. gak mau kopi ah!"

nenek Aida tetap tersenyum. ia teruskan kegiatannya membuat kopi.
setelah dua cangkir kopi itu jadi, dengan enggan kubantu nenek membawa salah satu cangkir kopi itu ke ruang tamu. di depanku, nenek aida lebih dulu menempati sofa di dekat pintu. barulah kemudian aku menempati sofa di sampingnya.

"Dinda gak mau kopinya nek.. pahit..kopi Dinda buat Nenek aja deh.."
perlahan kuutarakan hasratku pada nenek, tapi tetap dengan senyumnya, nenek aida memintaku untuk mencoba kopi buatannya itu.. akhirnya dengan enggan kutempelkan ujung lidahku untuk menyentuh cairan kopinya.

"Srutt.emm...manis!!! qo manis nek?? kan tadinya pahit..wah..ini pasti karna gulanya ya nek>??"
aku berseru dengan semangat. langsung saja kuseruput kopi buatan nenekku itu dengan cepat.

"hayo..
pake sendok dulu minumnya Dinda..kopinya masih panas Lho.."
nenek ku tersenyum manis, dan aKu tersipu malu.

sejenak saja nenekku diam lalu akhirnya berucap,
"kopi pahit ditambah gula yang manis jadi minuman yang enak ya?"
aku langsung mengangguk mantap.

nenek tersenyum, kemudian melanjutkan ucapannya..
"dalam kehidupan ini mungkin kita akan mengalami bermacam kejadian yang mungkin membahagiakan, mungkin juga menyedihkan. tapi tahukah Dinda,semua kepedihan dan kebahagiaan itu menjadikan hidup ini menjadi lebih istimewa. tanpa kesedihan, manusia akan menganggap kebahagiaan yang dialaminya adalah hal yang membosankan dan tak berkesan. mengerti?"

aku masih bingung dengan ucapannya. langsung saja aku berucap,
"maksuddnya nekk?"

sebentar saja Nenek Aida menghela napasnya sebelum akhirnya menerangkan maksud ucapannya.
"begini...tanpa kesedihan, maka kebahagiaan pun tak bisa dibedakan dan dikenal. jadi, tetaplah tersenyum meski kamu sedang bersedih. karna pasti!ada kebahagiaan yang akan kamu rasakan nanti.. mengerti??"

aku tersenyum cerah. kupahami maksud ucapannya itu
kini.
seperti bubuk kopi pada gula. Ia bisa menjadi minuman yang nikmat ketika gula dan kopi itu ada. Kopi pahit dan gula manis. Maka seperti itu pula lah jalurnya hidup ini. Hidup bisa benar-benar hidup ketika kesenangan diiringi pula oleh kepedihan. Tentu saja yang berimbang,,, 

ah,,
aku teringat pula pada satu ucapanmu dulu,,
"tiap kehidupan selalu ada permulaannya, Dinda..
pun juga manusia yang lahir ke dunia dengan tangisnya yang kencang sementara orang-orang sekelilingnya menyambutnya dengan senyuman penuh haru..
dan orang yang paling bahagia adalah orang yang manakala ia meninggal kelak, ia akan meninggalkan dunia ini dengan senyuman tenang untuk menemui Tuhannya sementara orang-orang sekelilingnya menangis untuk kepergiannya karna rasa cinta yang ditujukan padanya.."

nenek,,
aku jadi mampu untuk tersenyum karna mengingat ucapanmu itu..
tentunya kurasa dirimu cukup bahagia di dunia ini karna kini banyak orang yang menangisi kepergianmu..
lihat saja Aku, nek!aku bahkan tak mampu mempertahankan tangisku..

tentu saja..
mungkin untuk saat ini aku masih akan cengeng tiap kali mengingatmu..tapi lihat saja!
perlahan aku akan mampu menghadapi dan menerima kepergianmu dengan senyuman..
senyuman termanis yng bisa kupersembahkan hanya untukmu, nek..
dan,, nenek.. tentu saja benar apa yang kau ucapkan dulu itu.
kurasa kini tak ada yang bisa menghalangiku untuk tersenyum.
itu semua karnamu Nek,,
karna senyummu..

milad-ku di usia ke 21

jumat cerah!
secerah hati dan pikiranku di hari ini. yang dimulai sejak kulihat bulan sempurna di langit malam sekitar jam satu pagi. berlanjut hingga kusaksikan pula semangat matahari di waktu paginya.
setelah berlelah-lelahan di kantor rental selama hampir dua minggu kemarin, juga mengalami kekecewaan karena bapak yang tak pulang saat hari I'ed Adha 1432  lalu (6 November 2011), akhirnya aku tiba juga di hari jumat yang sudah kutunggu-tunggu selama satu dekade usiaku ini. hari jumat yang persis bertepatan dengan tanggal 11 November (dan kebetulan saja) di tahun 2011.
sebenarnya aku tak terlalu memusingkan tanggal bulan atau tahun untuk hari kelahiranku. aku hanya merasa sangat bersyukur sekali jika hari lahirku bisa 'selalu' jatuh di hari jumat.
kenapa?
karena hari jumat sungguh-sungguh hari yang sangat istimewa!^_^.
baca saja sebuah hadits berikut (sengaja kutuliskan di sini) yang membuatku jadi lebih menyukai hari jumat dibandingkan hari-hari lainnya.

Abu Hurairah radiyallahu'anhu meriwayatkan, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk". (HR. Muslim)

dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah juga berkata: "Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398)."

kau lihat kan, kawan?
mengapa aku jadi merasa bahagia (terutama) di hari jumat ini?
miladku bertepatan di hari ini! di hari yang menjadi hari besar umat islam yang terus berulang di setiap minggunya.
alhamdulillah....
dan jika kau menyuruhku untuk menuliskan keistimewaan lainnya dari hari jumat, hmm..maaf aku tak bisa kawan. tapi akan kusarankan kau untuk membuka link berikut: (keutamaan hari jumat)

di sana kau akan bisa mendapatkan keistimewaan lainnya dari hari jumat.
sementara di uraian ini, aku akan melanjutkan kembali ceritaku tentang milad 21 tahunku. meski sebelumnya harus kukatakan padamu : hari milad (lahir)ku mungkin tidaklah bisa dikatakan istimewa jika dibandingkan dengan hari jumat-nya, kawan.sama sekali tidak bisa dibandingkan dengannya. tapi ada hal istimewa lainnya yang kurasa patut untuk kuceritakan padamu dalam peristiwa miladku di hari ini. jadi seperti ini...

aku mendapat kejutan menyenangkan dengan kepulangan bapakku ke rumah pada hari kamisnya.
tak kusangka ternyata bapak memilih untuk mengganti hari libur idul adha-nya menjadi bertepatan pada hari lahirku. 
malam jumatnya, aku tiba di rumah dan disambut dengan amat hangat di desa jati  oleh keluargaku. saat itu cuaca malam sedang tak berangin dan sepintas sebelum kujejaki langkahku memasuki pintu depan rumah, aku melihat bulan di malam itu sungguh...subhanAllah! tampak cantik sekali!!. bulan yang sempurna bentuk dan cahayanya itu kulihat melalui halangan dedaunan dan bunga bougenville di depan rumahku. bisa kau bayangkan, kawan?
selanjutnya, memasuki jam sembilan malam aku sudah sangat lelap dalam tidur. dan pada tidurku kali itu, aku tak bermimpi.
esok paginya, aku sudah mendapatkan beberapa sms ucapan milad di hp-ku. dari (kupakai nama inisial saja ya..biar tak mengundang hawa sirik.he.he..) sho, Dye, Rie, Ta',Vi, Ma, Nda. kubalas sms dari sahabat-sahabatku itu dengan tersenyum. hanya senyum saja, kawan..maklum, sedang sekarat pulsaku saat itu.^_^

menjelang siang, bapak sudah sibuk wara-wiri ke mana-mana demi mempersiapkan tasyakuran miladku. jam empat nanti. seperti milad tahun-tahun lalu, acara miladku ini pun akan diisi dengan peristiwa doa bersama tetangga dan "sawer uang" di halaman depan rumah. hm... kau tak perlu pusing-pusing membayangkan bagaimana jalan cerita acara "sawer uang" itu, kawan. karena aku akan menunjukkan padamu klip video dari acara lucu itu di sini.
sorenya, setelah seluruh persiapan sudah rangkum, (balon berisi uang, kue-kue, agar jelly, gelas aqua, piring-piring, dan tentunya serantang besar uang receh) aku dan bapak mulai memanggil saudara dan tetangga sekitarku. sebenarnya yang kami ajak tadinya hanya anak-anak kecil saja. tapi tak dinyana ada-ada saja ibu-ibu atau bapak-bapak, bahkan juga nenek-nenek kuat yang mau ikutan sawer. hi.hi. kubilang pada bapak, tak papa. biarlah jadi ramai sekalian yang penting para orangtua itu sadar diri dan berbaris  di area belakang.
jam empatnya acara dimulai.
acaranya diawali dengan prakata oleh bapak. selanjutnya doa yang cukup panjang sehingga membuat para orang tua di area belakang mulai gelisah dan tak sabar..bisik-bisik seperti "sawerannya kapan nihh??" atau "si tomik lama jasa doana" mulai terdengar di udara. atau ada juga yang seperti ini, "aduh..nasi di imah gosong iyeu mah. balik heula deuh" . ucapan yang terakhir ini dilontarkan oleh Ceu I*** yang kemudian langsung berbalik pergi sambil berlari. hi.hi.
akhirnya,,, mulailah acara saweran uang itu.
tapi....
ups!
kurasa, daripada kuceritakan, langsung saja lihat video klip-nya ya.. ini dia. semoga bisa menghibur!
salam hangat, Amaliyah.^_^

Minggu, 06 November 2011

tentang "Dee"

sudah tepat setahun berlalu..
5 november 2010. itulah kali pertama aku melihatnya.

hari itu adalah minggu yang cukup cerah. dengan matahari yang tak terlalu menyengat, dan gemulai angin yang berarak perlahan. kulalui pagi pada hari itu dengan acara beres2 rumah.
ayah dan bibiku sudah sedari pukul tujuh tadi pergi mengendarai motor. entah ke mana, aku tak tahu. emakku sendiri masih asyik berkebun di tanah depan rumah. dan Herdi, asyik mengotak-atik motor Blade-nya.

kuakui hari minggu itu aku merasa senang. meski untuk sebab yang belum kuketahui. tapi aku senang! dan mengalirlah beberapa lagu dari mulutku. seingatku saat itu aku sedang gandrung menyanyikan lagu "Selamat Datang Cinta"-nya Gita Gutawa. entah terdengar bagus ataukah sumbang, aku tak memerdulikannya..
aku sama sekali tak tahu bahwa ketika kusambut ayah dan bibiku pulang pada siang ahrinya, mereka telah membawakanku kejutan. kejutan yang menyenangkan sekali. kau tahu apa itu?

Dee...

hmm...siapa itu Dee?

tunggu dulu.. biarkan kuberitahukan padamu bagaimana kesanku saat pertama kali kami bertemu dahulu..

jadi,, saat itu aku menyambut kepulangan ayah dan Bibi yang nampak kelelahan. kusuguhkan minuman segar ke tangan mereka dan segera saja minuman-minuman itu ludes dihabiskannya. awalnya aku tak menyadari keberadaan Dee.. tapi akhirnya setelah beberapa saat kemudian aku menyadarinya.

Dee...
dia sungguh....istimewa.

Dee langsung saja membuatku terpana pada kali pertama aku melihat rupanya.
kulitnya halus, dan berkemilauan ketika diterpa cahaya..
dan ketika aku menyentuhnya, langsung saja hatiku diliputi oleh rasa bahagia. dan aku langsung yakin, bahwa kami (aku dan Dee) sudah sejak lama ditakdirkan untuk bertemu.
maka dimulailah cerita hidupku bersamanya.
bersama Dee,, sahabatku yang baru.
dan kau ingin tahu siapa itu Dee?

Dee...
netbook merek Dell inspiron mini, dengan casing berwarna ungu.
(salah satu warna favoritku.^_^)

Jumat, 04 November 2011

tentang Die-adikku.

Herdi Kusuma, nama lengkapnya.
seorang pria? tentu..
ia lahir tiga tahun setelahku.tepatnya pada tanggal 03 Juni 1993.
seorang yang ekstro sekaligus introvert, menurutku. mengapa bisa begitu?
di satu sisi, Die begitu pendiam. jarang ikut campur urusan orang. tapi sering juga ia menunjukkan sisi sosialnya. begitu empati dengan keadaan sekitarnya.
awalnya, ketika aku masih terlalu kecil untuk menyadari bahwa aku seorang "kakak", aku tak menyukai keberadaan die yang selalu menguntitku. ini disebabkan adanya perhatian berlebihan yang diberikan oleh kedua orang tuaku (terutama emak) kepadanya. seprti misalnya, Die selalu diajak pergi memenuhi undangan, diberikan makanan, ataupun mainan yang diinginkannya. sementara aku jarang sekali diajak emak pergi ke tempat undangan, atau bahkan diberikan mainan yang kuinginkan waktu itu (contohnya saja boneka barbie. he..geli juga mengingat aku yang dulu begitu suka dengan boneka berambut pirang itu). tapi lambat laun, aku mulai menyadari keberadaan Die sebagai adikku. aku mulai menganggapnya benar-benar sebagai adik yang harus kusayangi. apalagi ketika melihatnya di usianya yang memasuki TK, pipinya itu lohhh tembem sekali!. bikin aku gak bisa nahan kecemburuanku ke Die, lama-lama.
 hubunganku dengan Die sebagai kakak-adik kian hari semakin baik. bahkan aku merasa sangat aneh ketika melihat hubungan kakak-adik yang dimiliki teman-temanku dengan adiknya itu tak harmonis. ya... kebanyakan teman yang kukenal selalu mengatakan padaku tentang menyebalkannya memiliki adik (bahkan sampai saat ini juga masih ada yang berkata begitu..). sementara aku sendiri mengakui, jarang sekali aku dan Die bertengkar. bahkan mungkin bisa dihitung berapa kali dalam setahun..(bangga banget nih..he..)
kondisi hubungan yang baik ini kurasa tak terlepas dari peran serta emak yang selalu membiasakan kami (aku dan Die) untuk bersama-sama. sehingga kami sudah terbiasa untuk bersama dan jarang untuk bertengkar. contohnya saja, aku dan Die masih sering makan sepiring berdua (bahkan bertiga dengan emak,, atau juga-meski jarang- berempat dengan bapak).
ups,,,kurasa aku sudah hampir melenceng dari topik bahasanku ya?he...maaf.. jadi,, kembali ke tentang Herdi.

dia,,mmm...
istimewa...
dan tangguh...

kukira, cukup sampai di sini ya.
terlalu banyak hal yang bisa kuceritakan tentang Die, sampai-sampai aku bingung mau menceritakan apa. tapi yang jelas, Die adalah adikku. dan die adalah satu bintang venus bagia malam-malamku.(caila....alay.com.he..)
begitulah...