Bismillahirrahmaanirrahiim...
Diawali
dengan kalimat yang baik, dalam ulasan kali ini aku ingin sekali menuliskan
perihal mengenai bulan Ramadhan. Sebenarnya ini semua bermula dari adanya
pertanyaan yang dilontarkan oleh keponakanku, Diah, yang bertanya : teteh,, sejak
kapan sih puasa itu ada? Maka demi menuntaskan rasa penasaran keponakanku itu
(dan juga diriku sendiri yang ikut tertular penasaran), akhirnya aku
bolak-balik membaca buku-buku tentang ramadhan yang sudah ada di lemari bacaku
jauh-jauh hari tapi belum sempat kubaca. Dan akhirnya,, alhamdulillah...
kutemukan juga jawaban bagi pertanyaan Diah itu. Tak tanggung-tanggung,
kutuliskan pula jawaban itu untuk kuceritakan padamu di ulasan ini, kawan. Ini
dia...
Bulan
ramadhan.
Bulan
suci yang sudah dikenal kemuliaannya oleh berbagai bangsa dan agama terdahulu,
bahkan sebelum Islam datang. Hebat sekali bukan? Meski begitu, hanya Islamlah
satu-satunya agama yang mewajibkan puasa sebulan penuh pada bulan itu. Seperti
ditegaskan oleh Allah Swt. Dalam ayat berikut :
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (al-Baqarah [2] : 183)
Dalam
kitab Ma’as Shaimin karya Syekh Baquri tentang Kesusasteraan Arab Kuno,
dijelaskan bahwa kata ash-shiyam atau puasa memiliki arti ‘berpindah-pindahnya
orang dalam bersyair dan berpantun yang disampaikan oleh kaum muda dari para
sesepuhnya’. Arti lain dari puasa pada masa itu juga berarti menahan gerak.
Dalam
al quran kata ash shiyam disebutkan dan memiliki makna lain dari kata
puasa. Yakni dalam ayat berikut :
“...aku
telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusia pun pada hari ini.” (Maryam [19] : 26)
Puasa
dalam ayat ini berarti diam dan menahan diri untuk tidak berbicara. Bisa kalian
lihat, kawan? Arti kata tersebut telah dikenal di masanya nabi Isa a.s., dan itu adalah masa sebelum Islam datang.
Sementara
nama ramadhan dalam bahasa arab kuno berasal dari kata ar Ramdhu, yaitu
hujan yang datang setelah musim kering, sehingga tanah terasa panas terbakar.
Sehingga ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kata itu berarti panas
yang terik. Sementara dalam pandangan islam nama Ramadhan diambil dari kata
Ramadha yang berarti ‘panas terik di musim panas yang menyebabkan panasnya
kerongkongan karena kehausan’.
Secara
syar’i puasa berarti ‘menahan diri dari hal yang membatalkan seperti makan,
minum dan lainnya yang dibarengi dengan niat sejak terbitnya fajar hingga
terbenamnya matahari. Dan kesempurnaan untuk ibadah ini adalah menghindari
segala larangan dan tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang haram.
Nah,,
ternyata bahkan sebelum bangsa Arab kuno mengenal puasa, ada bangsa sebelumnya
yang sudah mengenal puasa loh. Bangsa-bangsa itu antara lain masyarakat Mesir
kuno yang diikuti kemudian oleh bangsa Yunani dan Romawi. Tradisi puasa juga
telah dikenal oleh agama lain selain agama samawi, seperti ajaran minyawi,
Hindu dan Budha. Dan puasa juga dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi dan
Kristen.
Contoh
buktinya yaitu dalam kitab Taurat bagian kedua yang berbunyi, “Aku
memanggil, di sana untuk berpuasa di sungai Ahwa, agar kami dapat merendah di
hadapan Tuhan kami, untuk meminta jalan yang lurus kepadanya untuk kita,
anak-anak, dan setiap harta kita.”
Dalam
al Kitab juga dikatakan, “adakanlah puasa yang kudus...” (Perjanjian
Lama, Yoel: 1 :14)
Dalam
al Kitab surat raja-raja dikatakan, “Bahwa nabi Elia berjalna dnegan
tergopoh tanpa makan selama empat puluh hari empat puluh malam ke sebuah gunung
yang disebut Horeb.”
Inilah
gambaran berpuasa yang telah diwajibkan kepada umat terdahulu dan agama samawi
lainnya. Bahkan jika kita menilik lebih cermat, jaman sekarang pun puasa sudah
menjadi sebuah trend di lingkungan masyarakat. Coba saja kalian simak fakta
seperti : para wanita yang berpuasa seharian penuh demi memiliki tubuh yang
ramping, atau juga laki-laki yang berpuasa untuk membakar lemak dan dagingnya
agar memiliki status sosial yang baik di masyarakat, atau ada juga orang-orang
yang berpuasa sebagai bentuk protes atas kebijakan politik yang diberlakukan
oleh penguasa. Itu semua bentuk lain dari puasa. Is that Right, huh?
Terlepas
dari semua hal itu, bulan puasa (baca: bulan Ramadhan) sudah memiliki arti yang begitu penting dalam
Islam, bahkan tingkat penghargaan itu dapat disimak dari fakta bahwa semua
kitab suci samawi yang ada sesungguhnya diturunkan pada bulan Ramadhan. Dan
bulan ramadhan adalah bulan yang paling diutamakan dalam agama Islam jika
dibandingkan dengan agama-agama lainnya. Rahmat dan kemuliaan bulan seluruhnya
terkumpul di bulan ramadhan nan mulia. Dan rahmat itu mencakup bagi seluruh
makhluk-Nya.
Wallahua’lamu
bish shawab.
di Resume dari buku “Indahnya
Ramadhan Rasulullah”
Karya Samih Kariyyam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar