Sabtu, 19 November 2011

Puasa sebelum masa Islam datang.

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Diawali dengan kalimat yang baik, dalam ulasan kali ini aku ingin sekali menuliskan perihal mengenai bulan Ramadhan. Sebenarnya ini semua bermula dari adanya pertanyaan yang dilontarkan oleh keponakanku, Diah, yang bertanya : teteh,, sejak kapan sih puasa itu ada? Maka demi menuntaskan rasa penasaran keponakanku itu (dan juga diriku sendiri yang ikut tertular penasaran), akhirnya aku bolak-balik membaca buku-buku tentang ramadhan yang sudah ada di lemari bacaku jauh-jauh hari tapi belum sempat kubaca. Dan akhirnya,, alhamdulillah... kutemukan juga jawaban bagi pertanyaan Diah itu. Tak tanggung-tanggung, kutuliskan pula jawaban itu untuk kuceritakan padamu di ulasan ini, kawan. Ini dia...
Bulan ramadhan.
Bulan suci yang sudah dikenal kemuliaannya oleh berbagai bangsa dan agama terdahulu, bahkan sebelum Islam datang. Hebat sekali bukan? Meski begitu, hanya Islamlah satu-satunya agama yang mewajibkan puasa sebulan penuh pada bulan itu. Seperti ditegaskan oleh Allah Swt. Dalam ayat berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (al-Baqarah [2] : 183)
Dalam kitab Ma’as Shaimin karya Syekh Baquri tentang Kesusasteraan Arab Kuno, dijelaskan bahwa kata ash-shiyam atau puasa memiliki arti ‘berpindah-pindahnya orang dalam bersyair dan berpantun yang disampaikan oleh kaum muda dari para sesepuhnya’. Arti lain dari puasa pada masa itu juga berarti menahan gerak.
Dalam al quran kata ash shiyam disebutkan dan memiliki makna lain dari kata puasa. Yakni dalam ayat berikut :
“...aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.” (Maryam [19] : 26)
Puasa dalam ayat ini berarti diam dan menahan diri untuk tidak berbicara. Bisa kalian lihat, kawan? Arti kata tersebut telah dikenal di masanya nabi Isa a.s., dan itu adalah masa sebelum Islam datang.
Sementara nama ramadhan dalam bahasa arab kuno berasal dari kata ar Ramdhu, yaitu hujan yang datang setelah musim kering, sehingga tanah terasa panas terbakar. Sehingga ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kata itu berarti panas yang terik. Sementara dalam pandangan islam nama Ramadhan diambil dari kata Ramadha yang berarti ‘panas terik di musim panas yang menyebabkan panasnya kerongkongan karena kehausan’.
Secara syar’i puasa berarti ‘menahan diri dari hal yang membatalkan seperti makan, minum dan lainnya yang dibarengi dengan niat sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Dan kesempurnaan untuk ibadah ini adalah menghindari segala larangan dan tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang haram.
Nah,, ternyata bahkan sebelum bangsa Arab kuno mengenal puasa, ada bangsa sebelumnya yang sudah mengenal puasa loh. Bangsa-bangsa itu antara lain masyarakat Mesir kuno yang diikuti kemudian oleh bangsa Yunani dan Romawi. Tradisi puasa juga telah dikenal oleh agama lain selain agama samawi, seperti ajaran minyawi, Hindu dan Budha. Dan puasa juga dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi dan Kristen.
Contoh buktinya yaitu dalam kitab Taurat bagian kedua yang berbunyi, “Aku memanggil, di sana untuk berpuasa di sungai Ahwa, agar kami dapat merendah di hadapan Tuhan kami, untuk meminta jalan yang lurus kepadanya untuk kita, anak-anak, dan setiap harta kita.”
Dalam al Kitab juga dikatakan, “adakanlah puasa yang kudus...” (Perjanjian Lama, Yoel: 1 :14)
Dalam al Kitab surat raja-raja dikatakan, “Bahwa nabi Elia berjalna dnegan tergopoh tanpa makan selama empat puluh hari empat puluh malam ke sebuah gunung yang disebut Horeb.”
Inilah gambaran berpuasa yang telah diwajibkan kepada umat terdahulu dan agama samawi lainnya. Bahkan jika kita menilik lebih cermat, jaman sekarang pun puasa sudah menjadi sebuah trend di lingkungan masyarakat. Coba saja kalian simak fakta seperti : para wanita yang berpuasa seharian penuh demi memiliki tubuh yang ramping, atau juga laki-laki yang berpuasa untuk membakar lemak dan dagingnya agar memiliki status sosial yang baik di masyarakat, atau ada juga orang-orang yang berpuasa sebagai bentuk protes atas kebijakan politik yang diberlakukan oleh penguasa. Itu semua bentuk lain dari puasa. Is that Right, huh?
Terlepas dari semua hal itu, bulan puasa (baca: bulan Ramadhan) sudah memiliki arti yang begitu penting dalam Islam, bahkan tingkat penghargaan itu dapat disimak dari fakta bahwa semua kitab suci samawi yang ada sesungguhnya diturunkan pada bulan Ramadhan. Dan bulan ramadhan adalah bulan yang paling diutamakan dalam agama Islam jika dibandingkan dengan agama-agama lainnya. Rahmat dan kemuliaan bulan seluruhnya terkumpul di bulan ramadhan nan mulia. Dan rahmat itu mencakup bagi seluruh makhluk-Nya.
Wallahua’lamu bish shawab.
di Resume dari buku “Indahnya Ramadhan Rasulullah”
Karya Samih Kariyyam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar