Rabu, 16 November 2016

The Second Moon of My Moon

Dua bulan sudah, usia kandunganku kini.
Alhamdulillah..'alaa kulli haal, tentunya. ^•^
Memasuki usia pernikahan yg jg baru 2 bulan, alhamdulillah Allah swt mempercayakan kami dg anugerah kandungan. Maka bismillah, kami pun semakin senang bebenah diri.
Aa (begitu lah panggilanku u/ suami) sering mengingatkanku perihal pentingnya membaca bismillah di setiap memulai kegiatan apapun. Ia pun memintaku untuk menghafalkan sebuah doa u/ janin yg didapatnya dr sebuah aplikasi handphone. Di antara targetku untuk khatam menghafal juz amma, menghafal doa janin itu adalah hiburan tersendiri bagiku.
Mengapa begitu?
Karen sejak 2 minggu yg lalu, aku mengistirahatkan diri di rumah dan tak mengajar dahulu. Sungguh sebuah keputusan yg cukup berat bagiku. Tapi mengingat kondisi kandunganku yg sering mual-muntah, aku pun rehat di rumah. Maka jadilah akhirnya menghafal surat, menulis, serta kegiatan ibu rumah tangga sehari-harinya menjadi kegiatanku dalam mengisi waktu selama dua minggu ini.
Hmm.. Ada yg menarik perihal kandunganku. Mungkin memang sebagai bentuk adaptasi tubuh atas meningkatnya hormon, sehingga membuatku jd agak...manja.
"Hei! Patut dicatat ya. I'm not such a spoil child. Nor i'm a crybaby. But now..? Oooh.. Shame on me."
Aku memang tak terlalu mengidam ke makanan tertentu. Alhamdulillah-nya.. Tapi sesekali, muncul rasa 'gatal' di hatiku yg mengharapkan seseorang untuk mengelus-elus punggungku. Aku sudah mencoba u/ mengelus punggungku sendiri, tapi rasanya.... Beda. Jadilah akhirnya aku sering meminta dielus punggung, entah oleh aa atau emak. Syukurlah aku didampingi oleh orang2 yg penyabar dan penyayang. Alhamdulillah...
Selain manja, aku pun jadi lebih sensitif/peka rasa. Itulah sebabnya aku semakin banyak beristighfar. Aku khawatir sekali jika kesensitifan ini dimanfaatkan oleh syaitan. Bahaya, bung. Bisa bahaya itu.
Alhamdulillah-nya, aa sungguuh sabar. Hmm..serigkali aku merasa malu sendiri karena membiarkan emosi tak stabil berhasil menguasaiku. Aku memang tak marah2. Tapi menangis? Ugghh.. Such a cry baby.
Kurasa, aku mesti mulai kembali membaca buku2 tentang kehamilan lagi deh. Berharap sih bisa membantuku untuk mengurangi kendali emosi akibat proses kehamilan ini.
Sebagai penutup tulisan, inilah nasihatku untuk si dede (calon baby-ku).
"De, kelak kamu akan tumbuh menjadi anak yg shaleh, sehat, dan kuat. Akhlakmu kan menjadi permata yg langka. Rupamu adalah peneduh setiap mata. Ucapanmu adalah musik yg menularkan kebaikan. Langkah kakimu adalah genderang yg menggetarkan alam. Kamu akan menjadi seorang yg mencintai Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al quran sebagai pemandu hidupmu. Meyakini malaikat sebagai teman juga pengawasmu. Dan menjadikan maut sebagai pesta untuk perjamuanmu dg Sang Khaliq. Kamu akan menjadi matahari bagi kedua orang tuamu, dek. Kamu bahkan mampu menghadiahi kami sebuah mahkota kelak di akhirat nanti.
Menjadi seorang yg bermanfaat dlm kebaikan. Itulah dirimu, de.. Dengan izin Allah, tentunya. Maka bismillah, de.. Kita berjuang bersama-sama ya. Kita saling mengingatkan dlm kebaikan ya.. Kita saling berkasih sayang karena-Nya ya.. Ya, de, ya. Umi-Abi sungguh sayang dede. Karena Allah ta'ala."

Sekian.
Salam hangat selalu,
Meli-Mei-Lia.
^•^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar