Mengikuti saran bidan puskesmas, aku diantar bapak ke RS Mulia Permata di Sepatan untuk USG. Bersama kami, mengikut juga Ceu Eni, Ka Acung dan Syifa. Aa tak bisa ikut. Karena ia masih di tempat kerja.
Kami berangkat pada jam 4. Mengantri sebentar dan akhirnya masuk ke ruang pemeriksaan. Hasilnya...
Jumlah ketuban masih banyak.
Janin aktif dan sehat.
Ari2 pun bagus.
Bb 2,932 Kg.
Dg jenis kelamin.....
Laki-laki.
Alhamdulillah..😊😊😊
Kulirik bapak sambil memberinya senyum kemenangan ku. Dan ia balas memberikan senyuman malunya. Selama ini Bapak mengira dede perempuan. Dan kini jelas sudah perkara misteri jenis kelamin itu. Dede insya Allah akan menjadi anak soleh. Bukan solehah. 😊😊
Sepulang dari USG, aku dan bapak berpisah dari rombongan Ceu Eni. Katanya sih Eceu hendak ngabuburit terlebih dahulu. Kalau aku, jelas sudah tak sabar untuk mengabarkan perihal hasil USG ke Aa. 😁😁😁
Dan Aa bahagia. Kulihat itu pada senyumnya yg lebar saat kutunjukkan foto Dede saat USG. Kami pun sibuk membuka-buka kamus Bhs Arab untuk mendapatkan nama yg chic untuk Dede. Pencarian nama itu baru berhenti saat malam sudah larut. Maka setelah makan es krim, kami pun beranjak tidur.
Rasanya sudah berjam-jam lamanya aku tidur, padahal baru sekitar setengah jam waktu berlalu sejak kurebahkan badan. Yg membuatku tiba-tiba terjaga adalah aku merasa "mengompol". "Mengompol" yg kelewat banyak.
Dalam remang2 kamar kupanggil Aa dan memintanya tuk menyalakan lampu. Terlihat di atas inoak jejak bekas "mengompol"ku. Pikiranku langsung menebak perihal sebab "ompol"ku itu. Dan tebakanku memang tak meleset. Karena kemudian aku kembali ingin "mengompol". Maka segera saja aku melangkah ke kamar mandi sementara Aa masih diam terpaku usai mendengar prediksi tebakanku.
Ya. Benar.
Ketuban Dede pecah.
...
...
Aa panik.
Aku cemas.
Tapi kemudian aku disadarkan bahwa aku harus tetap tenang. Agar jika aku harus melewati persalinan malam ini, tensiku tidak meninggi. Maka segera kutitahkan Aa untuk bergerak. Membangunkan Emak-Bapak. Menyiapkan dokumen yg sekiranya kuperlukan untuk persalinan. Mengangkut 2 tas berisi salinan baju Dede dan aku.
Menelpon Mak Ati. Serta merapihkan diri untuk bepergian. Maklum saja. Saat itu Aa masih menggunakan baju tidur yg sudah belel warnanya juga celana kolor pendek.
Dan segalanya berlangsung sangat cepat.
Bapak menjemput Mak Ati.
Dan kami pun berangkat ke bidan terdekat. Naas. Dua bidan yg kami kunjungi tak jua membukakan pintu rumahnya. Agaknya larutnya malam membuat mereka lelap. Saat itu memang sudah jam 11mlm. Akhirnya puskesmas sepatan menjadi tujuan kami berikutnya. Dan aku terus mencoba menenangkan diri. Di saat air ketuban Dede terus menerus mengucur membasahi baju yg kukenakan.
"Yaa..Rabb..." desahku dalam hati.
Sampai di puskesmas Sepatan, rombongan persalinanku harus dibuat geram karena pihak puskesmas yg tak mau membantu persalinanku. Alasannya klise. Alamat ku yg tak termasuk cakupan lingkup Sepatan. Apalagi begitu kuberitahu mereka perihal kondisi rendahnya HB-ku. Makin tak mau lah mereka menerimaku. Kulihat wajah geram putus asa dan panik di wajah2 mereka yg kusayang. Dan aku masih terus mencoba tuk berkhusnidzon pada Allah. Aku yakin, Allah mempunyai rencana terbaik untukku. Cukup itu yg bisa membuatku tenang.
Akhirnya, rombongan persalinanku pun memutuskan untuk ke RSU Tangerang. Tapi untuk ke sana Bapak mesti pulang dan meminta bantuan A Epen dengan mobilnya. Di saat menunggu mobil A Epen itulah aku meminta Aa tuk memberi kabar pada Mak Haji. Semoga saja dg banyaknya yg mendoakanku akan membawaku dan Dede pada jalan keselamatan. Aamiin..
Dan malam terus berlanjut...
Kami berangkat pada jam 4. Mengantri sebentar dan akhirnya masuk ke ruang pemeriksaan. Hasilnya...
Jumlah ketuban masih banyak.
Janin aktif dan sehat.
Ari2 pun bagus.
Bb 2,932 Kg.
Dg jenis kelamin.....
Laki-laki.
Alhamdulillah..😊😊😊
Kulirik bapak sambil memberinya senyum kemenangan ku. Dan ia balas memberikan senyuman malunya. Selama ini Bapak mengira dede perempuan. Dan kini jelas sudah perkara misteri jenis kelamin itu. Dede insya Allah akan menjadi anak soleh. Bukan solehah. 😊😊
Sepulang dari USG, aku dan bapak berpisah dari rombongan Ceu Eni. Katanya sih Eceu hendak ngabuburit terlebih dahulu. Kalau aku, jelas sudah tak sabar untuk mengabarkan perihal hasil USG ke Aa. 😁😁😁
Dan Aa bahagia. Kulihat itu pada senyumnya yg lebar saat kutunjukkan foto Dede saat USG. Kami pun sibuk membuka-buka kamus Bhs Arab untuk mendapatkan nama yg chic untuk Dede. Pencarian nama itu baru berhenti saat malam sudah larut. Maka setelah makan es krim, kami pun beranjak tidur.
Rasanya sudah berjam-jam lamanya aku tidur, padahal baru sekitar setengah jam waktu berlalu sejak kurebahkan badan. Yg membuatku tiba-tiba terjaga adalah aku merasa "mengompol". "Mengompol" yg kelewat banyak.
Dalam remang2 kamar kupanggil Aa dan memintanya tuk menyalakan lampu. Terlihat di atas inoak jejak bekas "mengompol"ku. Pikiranku langsung menebak perihal sebab "ompol"ku itu. Dan tebakanku memang tak meleset. Karena kemudian aku kembali ingin "mengompol". Maka segera saja aku melangkah ke kamar mandi sementara Aa masih diam terpaku usai mendengar prediksi tebakanku.
Ya. Benar.
Ketuban Dede pecah.
...
...
Aa panik.
Aku cemas.
Tapi kemudian aku disadarkan bahwa aku harus tetap tenang. Agar jika aku harus melewati persalinan malam ini, tensiku tidak meninggi. Maka segera kutitahkan Aa untuk bergerak. Membangunkan Emak-Bapak. Menyiapkan dokumen yg sekiranya kuperlukan untuk persalinan. Mengangkut 2 tas berisi salinan baju Dede dan aku.
Menelpon Mak Ati. Serta merapihkan diri untuk bepergian. Maklum saja. Saat itu Aa masih menggunakan baju tidur yg sudah belel warnanya juga celana kolor pendek.
Dan segalanya berlangsung sangat cepat.
Bapak menjemput Mak Ati.
Dan kami pun berangkat ke bidan terdekat. Naas. Dua bidan yg kami kunjungi tak jua membukakan pintu rumahnya. Agaknya larutnya malam membuat mereka lelap. Saat itu memang sudah jam 11mlm. Akhirnya puskesmas sepatan menjadi tujuan kami berikutnya. Dan aku terus mencoba menenangkan diri. Di saat air ketuban Dede terus menerus mengucur membasahi baju yg kukenakan.
"Yaa..Rabb..." desahku dalam hati.
Sampai di puskesmas Sepatan, rombongan persalinanku harus dibuat geram karena pihak puskesmas yg tak mau membantu persalinanku. Alasannya klise. Alamat ku yg tak termasuk cakupan lingkup Sepatan. Apalagi begitu kuberitahu mereka perihal kondisi rendahnya HB-ku. Makin tak mau lah mereka menerimaku. Kulihat wajah geram putus asa dan panik di wajah2 mereka yg kusayang. Dan aku masih terus mencoba tuk berkhusnidzon pada Allah. Aku yakin, Allah mempunyai rencana terbaik untukku. Cukup itu yg bisa membuatku tenang.
Akhirnya, rombongan persalinanku pun memutuskan untuk ke RSU Tangerang. Tapi untuk ke sana Bapak mesti pulang dan meminta bantuan A Epen dengan mobilnya. Di saat menunggu mobil A Epen itulah aku meminta Aa tuk memberi kabar pada Mak Haji. Semoga saja dg banyaknya yg mendoakanku akan membawaku dan Dede pada jalan keselamatan. Aamiin..
Dan malam terus berlanjut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar