Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Semangat pagi!! \😄/
Semoga kawan2 selalu dlm keselamatan dan keberkahan Allah yaa.. Aamiin..😊
Nah.
Postingan kali ini ada kaitannya dengan postinganku sebelumnya yg berjudul "single or married, apa bedanya?". Di mana kali ini aku akan lebih menguraikan salah satu poin kewajiban seorang istri, yaitu menjaga kehormatan suami.😊
Dalam postinganku itu aku menuliskan beberapa tindak nyata istri dalam menjaga kehormatan suami. Di antaranya adalah menutup aurat, tidak mempersilahkan lelaki asing masuk ke dalam rumah di saat suami tak ada, senantiasa melakukan apa yg disenangi oleh suami (tentunya yg tidak keluar dr koridor Islam ya, kawan. 😉), serta menjaga aib diri, suami, dan aib keluarga.
Terkait menutup aurat, kawan2 tentu sudah tahu bahwa itu wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Salah satu manfaat utamanya adalah demi terhindar dari godaan2 lelaki iseng. Dari sinilah kehormatan suami juga bisa ikut terjaga. Karena saat seorang wanita telah menikah, ia tak lagi dikenal sebagai "si fulanah". Melainkan juga sebagai "istri si fulan". Alhasil, jika kehormatan istri terjaga karena menutup aurat, maka kehormatan suami pun akan ikut terjaga. Ya bukan, kawan?😉
Poin berikutnya adalah senantiasa melakukan apa yg disenangi suami. Termasuk salah satunya adalah tidak mempersilahkan tamu lelaki masuk ke dalam rumah di saat suami tak ada. Tentunya kawan2 juga bisa menduga bahwa hal ini dimaksudkan agar kehidupan keluarga bisa tehindar dari fitnah. Dan bukankah jika suami senang, maka itu juga menandakan keridhaannya pada kita?😊 kawan2 ingat juga kan, kalau ridha Allah untuk wanita yg sudah menikah itu ada pada keridhaan suaminya? Jadi, yuk kita rajin menyenangkan hati suami agar Allah pun senang dan sayang sm kita. 😉 eh, tapi ingat juga dg aturan2 Islam ya.. Jangan sampai karena demi menyenangkan suami, malah membuat kita melakukan hal2 yg menyebabkan dosa. Na'udzubillaaaahi min dzaalik. 😕
Contoh terakhir cara menjaga kehormatan suami adalah menjaga aib diri, suami, juga aib keluarga. Nah. Ini dia nih yg sering kudapati pelanggaran nya. Sebelumnya aku minta maaf yaa kalau ada yg tersungging dg tulisanku ini. Aku hanya berniat menyampai kan apa yg kutahu adalah kebenaran. Dan karena kita diperintahkan juga untuk tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan maka aku tak akan segan2 untuk melanjutkan tulisanku di postingan ini.
Jadi... Seringkali kudapati para kembang (istri) bercuit2 perihal kekurangan pasangan kumbangnya (suami) di medsos (media sosial semacam facebook,twitter, path, dll). Membaca status2 berisi curhatan perihal masalah rumah tangga di medsos itu sungguh membuatku miris. Aku sering bertanya dalam hati, tidakkah mereka yg sering curhat di laman publik itu sadar bahwa mereka sedang membuka aib mereka sendiri? 😕
Apalagi jika status2 itu mendapat tanggapan dan rentetan pertanyaan dr para "friend". Semisal "kenapa?", atau "ada apa?". Lalu kembali dijawab oleh statuser (sebutanku tuk para peng-update status). Bukankah itu akan memanjangkan kegiatan pembukaan aib?
Aku juga cukup yakin bahwa proses curhatan di medsos yg seperti itu juga termasuk dalam kegiatan gosip, aka. ghibah. Wuiihhh... Sereeeemn.. 😣 Dalam Alquran kan ghibah diumpamakan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Apalagi yg sedang dighibahkan tuh suami or keluarga sendiri. Te-ga-nyaaaaaa..😥
Bukankah seharusnya suami-istri bertindak sebagai pakaian? Sebagai penutup cacat sekaligus juga penghias pasangannya? Lalu kenapa banyak yg mudah tergoda untuk curhat keburukan pasangannya ya? Tanya kenapa..tanya kenapa..😑
"Pasanganku nyebelin."
"... Nyakitin."
"...Ngecewain."
De.el.el.
Oke..si dia mungkin bukan pangeranmu yg sempurna. Dia mungkin tak sebaik harapanmu tentangnya saat sebelum menikah. Tapi bukankah proses akad nikah itu telah kita lalui dengan kesadaran bahwa kita siap untuk membina rumah tangga bersamanya?😮
Kawan ingat dengan kisah Asiyah bukan? Itu loh.. Istri fir'aun-nya di zaman nabi Musa as. Beliau mendapat pasangan yg zalim, tapi beliau tetap berbakti kepada suaminya dan senantiasa berusaha mengingatkan sang fir'aun tentang kebenaran yg dibawa Musa as. Beliau tak segan2 melakukannya karena menyadari bahwa ia berkewajiban untuk melakukannya. Meski pada akhirnya ia pun dipenjara dan wafat dalam pengurungannya. Tapi ia mendapatkan ganjaran atas amal shalihnya itu. Karena Allah membalasnya dg janji istana di syurga. Subhanallah..😇
Itu baru kisah Asiyah. Belum lagi kisah2 para salafus shalih lainnya. Seharusnya itu kita jadikan contoh dalam membangun rumah tangga. Seharusnya itu juga membuat kita sadar bahwa seperti namanya, rumah tangga itu berundak2 layaknya tangga. Ia dibangun dg kesabaran, ketelitian, bertahap, dan dengan aturan yg jelas dan benar. Jadi, ada proses yg perlu dilewati. Semangat! Semangat! \😄/
Aku mengakui.. Mudah mungkin untuk menuliskan postingan ini. Dan sulit untuk merealisasikannya. Tapi yg sulit bukan berarti tak bisa, bukan? 😊 karenanya, Yuk senantiasa mendekat pada Allah yg Maha Kuasa. Minta kepada-Nya kebaikan dunia-akhirat. Minta kepada-Nya agar kita bisa memperindah akhlak kita dg ketakwaan. Agar kita bisa menjaga kehormatan diri, suami dan keluarga. Agar keridhaan suami akan begitu mudahnya kita miliki. Agar kita bisa memiliki hati yang tenang sekaligus juga jiwa yg diridhai. Seperti yg difirmankan-Nya dalam Q.S. AlFajr ayat 27-30.
"Hai jiwa2 yg tenang..
Kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yg puas lagi diridhai-Nya.
Masuklah ke dalam jamaah hamba2-Ku.
Dan masuklah ke dalam syurga-Ku."
Wallahu a'lamu bishshawab...
😊😊😇