Kamis, 4 Agustus 2011
Saat kutulis ini di suatu pagi, 4
Agustus 2011, langit sedang cukup cerah (alhamdulillah...). tiba-tiba saja aku
tergerak untuk menuliskan silsilah keluarga besarku. Mmm,, lebih tepatnya
mungkin bukan silsilah ya. Melainkan nama-nama seluruh keluarga besarku (yang
kuketahui...). dan,,, ini dia...
Dimulai dari Kakekku. Kakek dari pihak
ayahku (nama: Rohaman) sejauh yang kuketahui saat ini memiliki tiga
orang isteri. Aku sering memanggil mereka dengan panggilan mande Saneh (ibu
bapakku), mande pisangan (yang melahirkan Kak Yusuf dan tinggal di pisangan),
dan Bunde (bunde aja. Karena sampai saat ini aku gak tahu namanya. He.he...)
Dari pernikahan Abah Ende dengan mande
Saneh, mereka dikaruniai sebelas orang anak yang tiga di antaranya meninggal
ketika masih kecil dan juga keguguran. Delapan orang yang sehat sampai besar
itu antara lain: Abah Uwak Tolib, Mak Ati (Ratih), Tomik (ayahku), Maryati (Bik
Mar), Ratna (Bi Ratna), Omah (Bik Omah), Ahmad (Mamak Amad), dan Siti Jumroh
(Bik Umboh).
Abah Uwak Tolib menikah dengan Mak Ida
(perempuan cantik asal Jati Solo 3) dan dikaruniai lima orang anak yaitu M.
Effendi (Aa Epen), Lina Herlina (Teh Lina), M. Febriyansyah (Aa Feri), Pipit,
dan Firda.
Mak Ati menikah dengan seorang pria asal
Tanah Merah yang akrab kusapa Abah Engkus. Sampai kini mereka sudah memiliki
lima orang anak dimana satu di antaranya adalah anak angkat. Keempat anak
kandung mereka itu adalah Aa Asep, Ceu Euis, Ceu Herni, Ceu Ita. Dan satu anak
angkat mereka adalah Rizki (Iki).
Ayahku sendiri menikah dengan seorang
perempuan jawa yang baik hati dan merupakan bendaharawati terhebat yang pernah
kukenal, yaitu Karsih. Dari merekalah Aku dan Herdi, adikku ada.
Selanjutnya ada Bi Mar yang menikah
dengan Mang Enda dan dikaruniai Opi, Arfin, Aldi dan Intan.
Bi Ratna yang menikah dengan Mang Sarlan
(perantau asal Palembang) dan dikaruniai Devi, Farid dan Manda (si bocah ahli
hitung).
Bi Omah yang menikah dengan PaK Lik Tejo
dan dikaruniai Dina (yang kata hampir semua saudaraku dibilang sebagai
kembaranku. Dilihat dari muka, senyum, rambut keriting dan suka nyengir-nyengirnya
yang gak jelas. Ha. Ha. Aku nyadar n
ngaku kalo waktu kecil aku memang gitu banget! Upz,, sorry kepanjangan.) dan
Ani.
Mamak Amad yang menikah dengan Bik
Engkom (anak yatim dari seorang pengurus mushala di kampung kami, mushala Nurul
Iman) dan dikaruniai Lana dan Dimas.
Dan terakhir adalah anak bungsu yaitu
Bik Umboh yang hanya terpaut enam tahun dengan usiaku. Bik Umboh sendiri
menikah dengan Kak Musa dan dikaruniai Alpi dan Adam (Aaaaarghhh!!!adam itu
tuh... krenyes banget.. jarang banget senyum tapi kalo udah senyum,
maniiiiiissssssss banget!!!).
Itulah putera-dan puteri abah ende dan
Mande Saneh.
Eh, kutambahin lagi nih yah.. jadi
secara totalnya, ini dia sepupu dan keponakan-keponalanku yang saat ini relatif
masih kecil-kecil. Kuurutin berdasarkan usianya ya, dimulai dari yang paling muda
sampe yang lebih muda..
Ada Devi, pipit, Opi, Arfin,
Farid,Firda, Lana, Aldi, Manda, Dina, Diah (puteri Ceu Euis dan Kak Muhdi),
Iki, Iqbal (anak Aa Asep dan teh Neng, mojang asal Subang), Baul (bocah hiper
putera Ceu Herni dan Kak Acung), Alpi, Ani, Elin (puteri teh Lina dan Kak Edi)
Adam, Intan, Revan (putera Aa Epen dan teh Pipit), Naufal (putera teh Lina dan
Kak Edi), dan Dimas Al Farezi.
Ada dua puluh dua Dee! Banyak nya ya!!!
meski banyak, sayangku pada mereka juga sama banyaknya dan gak bakal kurang. Beneran deh...
meski banyak, sayangku pada mereka juga sama banyaknya dan gak bakal kurang. Beneran deh...
Yapz..ini baru permulaannya. Baru
keluarga besar dari isteri pertama Abah Ende Rohaman lho. Belum keluarga besar
dari Isteri di pisangan dan Bunde. Hmm..kurasa episode pertama dicukupkan
sampai sini dulu. Otreh!.oiya, dan ingatkan aku juga untuk menulis nama
keluarga besarku dari pihak ibu ya!
C u next time!
amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar