Oleh Toto Soedarto Bachtiar
Sepuluh
tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi
bukan tidur, Sayang
Sebuah
lubang peluru bundar di dadanya
Senyum
bekunya mau berkata, Kita sedang perang
Wajah
sunyi setengah tengadah
Menangkap
sepi pandang senja
Dunia
tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia
masih sangat muda
Hari
itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang
ingin kembali memandangnya
Sambil
merangkai karangan bunga
Tapi
yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalinya
(Suara, 1950)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar