sudah 6 bulan ia wafat.
aku masih merasa ia begitu dekat.
sahabatku, sahabat pertamaku.
meski kami jarang bersua, terlebih lagi kami jarang melontar kata, tapi dalam relung hatiku begitu yakinnya bahwa ia adalah hadiah-Nya untukku. hanya untukku.
tapi kemudian, kenyataan itu datang. 5 agustus 2010 ia wafat dengan meninggalkan orang-orang terkasihnya dalam kehilangan yang cukup sangat. termasuk, diriku...
ia meninggalkanku terkurung dalam rasa bersalah.
rasa ini serasa tak membiarkan aliran nafasku lancar tiap kali ada hal yang mengingatkan aku padanya.
aku berusaha menguatkan hati.
selalu...
tapi,,, kuasa apa aku atas secuil daging yang tak memiliki alur yang pasti tentang isinya ini (hati)?
hanya Allah saja satu-satunya tempat kumengadukan semua bilur sedih dan kecewa yang kurasa. juga muara syukurku atas ke-Rahiman-Nya yang tak berbatas.
Allah,, hanya dia saja.
: )
BalasHapus