"Bulan planet mana yg jumlahnya ada 9, Bi?"
Itu guyonanku kepada salah seorang bibiku saat ia mengatakan bahwa salah satu masa bahagia dalam hidupnya adalah saat ia menjadi ratu 9 bulan. Aku sih sebenarnya tahu apa maksud asli kalimat bibiku itu. Hanya saja aku iseng mencandainya. Hee.. 😄
Jadi, maksud sebenarnya dr ratu 9 bulan adalah saat seorang wanita sedang hamil. Oke.. Memang ada juga yg usia kehamilannya tidak sampai 9 bulan, tapi umumnya kan usia optimal bayi siap lahir adalah 9 bulan lebih sekian hari dalam kandungan. Begitu bukan? 😉 pun jua dengan bibiku itu.
Bibi menceritakan saat bahagianya ia hamil putra pertamanya. Saat itu, segala permintaannya di turuti. Mau makan apa, dicari. Mau minum apa, dibeli. Mau jalan-jalan ke mana, di pergi ( 😁 ). Pokoknya, bak jadi ratu deh. Apalagi saat hamil, bibi tak mengalami sindrom hamil yg parah. Tak seperti cerita bibi2ku yg lain. Ia masih bisa asik jalan2 ke Tj. Pasir bersama suaminya. Katanya sih honey moon season 2 gitu deh. Hhh.. Ada-ada aja. 😐
Beruntungnya bibiku itu. Tak sperti beberapa bibiku yg lain. Karena ada dari mereka yg bahkan mesti bedrest selama 7 bulan kehamilan nya dg asupan makanan and minuman yg bisa dibilang terbatas. Mau minum air putih aja mualnya ampun2an.
Aku ingat. Kondisi itu juga yg pernah kualami di bulan kedua dan ketiga masa kehamilanku. Aku lebih sering bedrest. Walau alhamdulillah nya masih bisa melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga yg ringan2 (nyapu, ngepel, nyuci baju n piring). Tapi tetap, setiap kali usai melakukan setiap kegiatan, aku harus selalu istirahat. Karena jika tidak, alamat akhirnya adalah muntah-muntah parah.
Acapkali aku mengeluhkan kondisiku. Itu didasari karena kekhawatiranku akan asupan makanan yg bisa diserap si Dede sangat amatlah sedikit. BB ku turun 5 kg. Wajahku kian tirus tak karuan. Jalan kuyu, mata cekung bak begadang bermalaman. Pokoknya kondisiku ngenes deh..😑
Alhamdulillah nya Aa sabaaarrrrrr banget. Beliau sering mengingatkanku bahwa mengeluh itu gak ada gunanya. Bahwa kondisiku masih terbilang normal seperti ibu hamil muda lainnya. Bahwa nanti pun nafsu makanku akan kembali normal atau malah abnormal diluar biasanya. Pokoknya, aku mesti sabar dan terus berjuang tuk makan.
"Gakpapa dimuntahin juga. Gampang. Tinggal makan lagi. Mau makan apa, nanti dibeliin. Pinginnya apa, tinggal bilang aja. Bla..bla..bla.." gitu kata Aa.
Bener2 bak ratu ya?
Tapi ratu yg lagi kepayahan...
Jadi, kalo ditanya, enak gak jadi ratu 9 bulan? Aku bakal jawab,
"Ada suka dan dukanya. Ada enak dan gak enaknya. Dinikmatin aja...
Tapi... kalo mikirin apa yg bisa didapet setelah perjuangan menjadi ratu 9 bulan. Hmm.. Kayaknya nikmat banget deh."
Jadi bener kan, dinikmatin aja.. 😊😊😊
Ciao Ma! 😉😚
Itu guyonanku kepada salah seorang bibiku saat ia mengatakan bahwa salah satu masa bahagia dalam hidupnya adalah saat ia menjadi ratu 9 bulan. Aku sih sebenarnya tahu apa maksud asli kalimat bibiku itu. Hanya saja aku iseng mencandainya. Hee.. 😄
Jadi, maksud sebenarnya dr ratu 9 bulan adalah saat seorang wanita sedang hamil. Oke.. Memang ada juga yg usia kehamilannya tidak sampai 9 bulan, tapi umumnya kan usia optimal bayi siap lahir adalah 9 bulan lebih sekian hari dalam kandungan. Begitu bukan? 😉 pun jua dengan bibiku itu.
Bibi menceritakan saat bahagianya ia hamil putra pertamanya. Saat itu, segala permintaannya di turuti. Mau makan apa, dicari. Mau minum apa, dibeli. Mau jalan-jalan ke mana, di pergi ( 😁 ). Pokoknya, bak jadi ratu deh. Apalagi saat hamil, bibi tak mengalami sindrom hamil yg parah. Tak seperti cerita bibi2ku yg lain. Ia masih bisa asik jalan2 ke Tj. Pasir bersama suaminya. Katanya sih honey moon season 2 gitu deh. Hhh.. Ada-ada aja. 😐
Beruntungnya bibiku itu. Tak sperti beberapa bibiku yg lain. Karena ada dari mereka yg bahkan mesti bedrest selama 7 bulan kehamilan nya dg asupan makanan and minuman yg bisa dibilang terbatas. Mau minum air putih aja mualnya ampun2an.
Aku ingat. Kondisi itu juga yg pernah kualami di bulan kedua dan ketiga masa kehamilanku. Aku lebih sering bedrest. Walau alhamdulillah nya masih bisa melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga yg ringan2 (nyapu, ngepel, nyuci baju n piring). Tapi tetap, setiap kali usai melakukan setiap kegiatan, aku harus selalu istirahat. Karena jika tidak, alamat akhirnya adalah muntah-muntah parah.
Acapkali aku mengeluhkan kondisiku. Itu didasari karena kekhawatiranku akan asupan makanan yg bisa diserap si Dede sangat amatlah sedikit. BB ku turun 5 kg. Wajahku kian tirus tak karuan. Jalan kuyu, mata cekung bak begadang bermalaman. Pokoknya kondisiku ngenes deh..😑
Alhamdulillah nya Aa sabaaarrrrrr banget. Beliau sering mengingatkanku bahwa mengeluh itu gak ada gunanya. Bahwa kondisiku masih terbilang normal seperti ibu hamil muda lainnya. Bahwa nanti pun nafsu makanku akan kembali normal atau malah abnormal diluar biasanya. Pokoknya, aku mesti sabar dan terus berjuang tuk makan.
"Gakpapa dimuntahin juga. Gampang. Tinggal makan lagi. Mau makan apa, nanti dibeliin. Pinginnya apa, tinggal bilang aja. Bla..bla..bla.." gitu kata Aa.
Bener2 bak ratu ya?
Tapi ratu yg lagi kepayahan...
Jadi, kalo ditanya, enak gak jadi ratu 9 bulan? Aku bakal jawab,
"Ada suka dan dukanya. Ada enak dan gak enaknya. Dinikmatin aja...
Tapi... kalo mikirin apa yg bisa didapet setelah perjuangan menjadi ratu 9 bulan. Hmm.. Kayaknya nikmat banget deh."
Jadi bener kan, dinikmatin aja.. 😊😊😊
Ciao Ma! 😉😚